Malaysia Open 2022: Sulitnya Mengalahkan ‘Si Raksasa’ Viktor Axelsen

Baca Juga

MATA INDONESIA, KUALA LUMPUR – Viktor Axelsen menjadi lawan yang sulit ditaklukkan dalam beberapa turnamen terakhir. Pemain nomor satu dunia asal Denmark itu seakan tak punya celah untuk ditumbangkan.

Axelsen menyapu dua gelar juara di Indonesia (Indonesia Masters dan Indonesia Open). Bahkan, mayoritas dia memenangkan pertandingan dalam dua gim saja. Teranyar, pemain berusia 28 tahun itu melangkah ke final Malaysia Open 2022 dan berpeluang meraih tiga gelar beruntunnya.

Di babak semifinal, wakil Indonesia, Jonatan Christie juga gagal menaklukkan ‘Si Raksasa’ yang memiliki tinggi 194 cm tersebut. Jojo hanya bisa memaksa main hingga tiga gim dan tetap gagal menaklukkan Axelsen.

“Hari ini permainan saya kurang maksimal. Saya hanya puas 60 persen. Sebenarnya tadi saya harusnya bisa lebih tenang karena beberapa kali Viktor juga melakukan kesalahan sendiri. Tapi beberapa kali pengembalian saya ada yang membuat Viktor justru enak untuk menyerang. Menurut saya itu kesalahan kecil yang akhirnya menentukan hasil akhir pertandingan,” ujarnya.

“Karena dia pemain tinggi dengan jangkauan yang baik, itu yang membuat dia bisa men-cover lapangan dengan hanya satu langkah saja. Itu salah satu kelebihan dia yang menyulitkan saya. Tapi di luar hasil dan permainan, saya senang bisa bertemu Viktor hari ini. Ingin juga ketemu Momota, tapi memang belum bisa,” katanya.

Di final, Axelsen akan berjumpa dengan unggulan kedua asal Jepang, Kento Momota. Sementara Indonesia menempatkan dua wakil di partai puncak, yakni Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti di ganda putri dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto pada ganda putra.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini