MATA INDONESIA, KABUL – Gempa berkekuatan 6,1 magnitudo mengguncang Afghanistan. Bencana itu menelan banyak korban jiwa dan luka-luka.
Lebih dari 1.000 orang dinyatakan tewas, sementara korban luka-luka mencapai 1.500 orang. Ada juga orang-orang yang tewas tertimbun reruntuhan bangunan.
Provinsi Paktika menjadi yang paling parah terkena dampak gempa. PBB berjuang keras menyediakan tempat penampungan darurat dan bantuan makanan. Upaya penyelamatan terhambat oleh hujan lebat dan kurangnya sumber daya.
Korban selamat dan tim penyelamat mengatakan, desa-desa dekat pusat gempa hancur total, jalan-jalan rusak parah, dan menara telepon seluler hancur. Diyakini jumlah korban akan bertambah.
Ini merupakan gempa paling mematikan yang melanda negara itu dalam dua dekade terakhir. Gempa bumi melanda sekitar 44km (27 mil) dari kota Khost dan getarannya terasa hingga ke Pakistan dan India. Badan-badan dunia, negara tetangga, dan lain-lain sudah mengirimkan bantuan.
Sekjen PBB, Antonio Guterres mengatakan, bantuan kemanusiaan sudah dikirim, seperti tim medis, pasokan medis, makanan, dan tempat penampungan darurat.
Sebagian besar korban sejauh ini berada di distrik Gayan dan Barmal di Paktika. Seluruh desa di Gayan dilaporkan telah hancur.
“Ada suara gemuruh dan tempat tidur saya mulai bergetar. Langit-langit jatuh. Saya terjebak, tapi saya bisa melihat langit,” ujar salah satu korban selamat, Shabir, dikutip dari BBC, Kamis 23 Juni 2022.
“Bahu saya terkilir, kepala saya sakit tapi saya berhasil keluar. Saya yakin tujuh atau sembilan orang dari keluarga saya, yang berada di ruangan yang sama dengan saya, meninggal,” katanya.