SEA Games 2021: Gagal Raih Emas, Tim Bulutangkis Putri Sudah Capai Target

Baca Juga

MATA INDONESIA, BAC GIANG – Tim bulutangkis putri Indonesia meraih medali perak setelah di final kejuaraan beregu SEA Games 2021 dikalahkan Thailand dengan skor 0-3. Hasil yang disebut PBSI sudah mencapai target.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky merasa penampilan srikandi-srikandi Merah-Putih sudah cukup maksimal.

“Di beregu putri ini saya lihat hasilnya sudah maksimal tapi memang untuk mengeluarkan seluruh kemampuan itu belum, baru 80 persen,” ujarnya.

“Jadi kalau dari hasil sebenarnya kalau bisa lebih bisa lebih puas. Tapi ini sudah mencapai target dan semoga di perorangan mereka bisa lebih baik,” katanya.

Rionny mengatakan, dua tunggal putri Indonesia yang diturunkan, Putri Kusuma Wardani dan Stephanie Widjaja sebenarnya mampu mengimbangi permainan lawan.

“Evaluasi untuk Putri tadi startnya sudah baik, mengontrol permainan pun sudah lengkap. Hanya terakhir-terakhir saat memimpin dia bermain aman saja padahal harusnya lebih kasih tekanan ke lawan agar kesempatan mendapat poin makin banyak,” ucapnya.

“Untuk Stephanie harus diakui memang dia mendapat tekanan terlalu besar. Partai penentuan di final dan lawannya bertangan kidal. Tapi saya merasa dia sudah bermain ok, beban pun bisa dikuasai hanya faktor teknis di lapangan saja tadi yang menjadi pembeda. Ke depan di pertandingan seperti ini dia harus tambah speednya,” ungkapnya.

Sementara untuk ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, Rionny menganggap wajar kekalahan yang dialami karena Apri/Fadia adalah pasangan baru.

“Apri/Fadia di latihan polanya sudah masuk tapi saat di pertandingan tadi belum keluar. Mereka pasangan baru jadi masih harus adaptasi. Saya berharap di perorangan bisa menunjukkan yang lebih,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini