BPKH Setorkan Dana Haji Rp 7,5 Triliun ke Arab Saudi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Anggito Abimanyu menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia siap mengirimkan dana jemaah haji tahun keberangkatan 2022 sebesar Rp 7,5 triliun ke pihak Kerajaan Arab Saudi.

Dana yang dikirimkan nantinya digunakan untuk kebutuhan jemaah haji seperti akomodasi, konsumsi dan transportasi selama menunaikan ibadah haji.

“Kami sudah siap mentransfer dana tersebut kepada kerajaan Arab Saudi melalui pelayanan Hotel catering dan transportasi melalui Kementerian Agama,” kata Anggito usai rapat bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Selasa 17 Mei 2022.

Rincian dana yang dibutuhkan untuk mendanai keberangkatan haji tahun ini sebesar Rp 81,7 juta per jamaah sehingga jika di akumulasikan sesuai dengan jumlah kuota keberangkatan tahun 2022, besarannya mencapai Rp 7,5 triliun.

“Jadi sudah sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh kebijakan pemerintah dan disetujui oleh DPR,” jelas Anggito.

Pemerintah Arab Saudi memberikan Kuota Jemaah Indonesia sebanyak 100.051 dan Kuota Petugas Haji sebanyak 1.901 orang. Hal ini berdampak kepada penyesuaian atau pengurangan sebanyak 2.299 dari kuota semula sebanyak 4.200.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini