MATA INDONESIA, LONDON – 9 Mei 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin akan memimpin perayaan 77 tahun kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II. Pada kesempatan itu, Putin juga akan mengumumkan perang kepada negara-negara yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Bocoran rencana ini terungkap dari Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace beberapa waktu lalu. Menurut Wallace, Putin akan memobilisasi rakyat Rusia melawan negara-negara NATO.
Putin akan berpidato di Lapangan Merah, Moskow, sebelum parade yang menampilkan tentara, tank, roket dan rudal balistik antarbenua.
Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa jet tempur supersonik, pesawat pengebom strategis Tu-160, dan pesawat komando ‘hari kiamat’ Il-80 akan mengudara di atas Katedral St Basil dalam parade 9 Mei.
Rusia akan memamerkan persenjataan besar mereka, sementara pasukannya terus bertempur di Ukraina sekaligus mengumumkan kemenangan atas negara ini.
Tak hanya itu, kabar yang santer beredar pesawat komando ‘hari kiamat’ Il-80 akan mengudara. Pesawat yang dibuat sejak tahun 2010 rencananya akan membawa jajaran petinggi Rusia jika terjadi perang nuklir.
Dalam skenario tersebut, Il-80 dirancang untuk menjadi pusat komando jelajah bagi Presiden Rusia. Pesawat itu dilengkapi teknologi tinggi namun detail spesifiknya menjadi rahasia negara bagi Rusia.
Bantahan
Tudingan Menteri Pertahanan Inggris pun dibantah para pemimpin Rusia. Juru bicara Istana Kremlin, Dmitry Peskov, yang mengatakan bahwa pengumuman perang oleh Putin itu tidak mungkin terjadi. ”Tidak benar. Itu omong kosong,” kata Peskov.
Bantahan juga muncul dari Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov. Dia mengatakan tentaranya tidak akan mendasarkan tindakan sesuai dengan momentum tertentu. ”Kami akan memperingati kemenangan kami dengan sungguh-sungguh,” kata Lavrov.
Selain itu, Lavrov menuturkan, serangan di Ukraina akan berakhir tergantung pada kebutuhan untuk meminimalkan risiko bagi warga sipil dan tentara Rusia.
Kekhawatiran AS dan para sekutunya terhadap Rusia karena Putin berulang kali membandingkan perang di Ukraina dengan tantangan yang dihadapi Uni Soviet ketika pasukan Nazi yang dipimpin Adolf Hitler menginvasi tahun 1941 silam.
Ribuan orang tewas dan 10 juta warga Ukraina menjadi pengungsi di negara lain saat Rusia menginvasi negara ini.