Jumlah Penonton di Indonesia Open 2022 Tergantung Situasi Pasca Idulfitri

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – PBSI sedang mempersiapkan skema jumlah penonton yang hadir di ajang Indonesia Open 2022. Mereka masih memantau situasi pasca-Idulfitri.

Sejak Covid-19, dua tahun event bulutangkis digelar tanpa kehadiran penonton. Tahun ini, PBSI menargetkan jumlah penonton yang hadir di Indonesia Open 2022 sekitar 70 persen.

Bulan Juni mendatang, Indonesia Masters dan Indonesia Open digelar di Istora Senayan. Terakhir, turnamen bulutangkis yang digelar di Bali masih digelar tanpa penonton dengan menerapkan sistem buble.

“Ada beberapa skenario, ada yang 50 persen ada yang 70 persen. Saya tak bisa pastikan, sebentar lagi Idulfitri yang pasti ada mobilisasi (mudik) berjuta-juta orang,” ujar Ketua Umum PBSI, Agung Firman Sampurna.

“Kami berharap tak ada peningkatan angka Covid-19, bahkan kami berharap turun. Kalau membaik bisa dihadiri 50 persen, bahkan 70 persen penonton,” katanya.

Pada tiga turnamen yang digelar di Bali, atmosfer pertandingan dirasa kurang lengkap karena tidak ada penonton. Itu sebabnya PBSI sangat berharap penonton bisa hadir di Indonesia Open dan Indonesia Masters.

“Karena kami mau ada suasana crowd-nya, suasa emosionalnya terbangun kembali. Kemarin IBF itu ada 667 personel atlet 25 negara, wasit 15 negara. Tidak ada satupun yang kena,” ucapnya.

“Tapi ada bagian yang mengurangi kenyamanan dan kegembiraan kita (karena prokes dan tanpa penonton). Semua kegiatannya bagus tapi social engagement-nya juga harus dapat. Itu yang akan menjadi catatan penting kami pasca lebaran,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Malioboro: Fokus Omzet Jelang Nataru, Namun Tetap Perjuangkan Aspirasi Relokasi

Mata Indonesia, Yogyakarta - Momentum libur panjang akhir tahun menjelang perayaan hari besar keagamaan yaitu Natal 2024 dan perayaan Tahun Baru 2025 merupakan waktu yang dinanti oleh para pelaku pariwisata untuk mengoptimalkan omzet mereka tidak terkecuali para Pedagang Kaki Lima (PKL) Teras Malioboro dari Paguyuban Tri Dharma Yogyakarta.
- Advertisement -

Baca berita yang ini