Lawrence Wong Diproyeksikan Jadi PM Singapura

Baca Juga

MATA INDONESIA, SINGAPURA – Menteri Keuangan Singapura, Lawrence Wong diproyeksikan menggantikan posisi Lee Hsien Loong sebagai Perdana Menteri negara-kota.

Wong terpilih sebagai pemimpin Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa yang disebut tim generasi keempat. Berdasarkan sebuah laporan, ini membuka jalan bagi Lawrence untuk menjadi pemimpin Singapura.

“Rencananya Lawrence menggantikan saya sebagai PM, baik sebelum atau sesudah (jika PAP menang) Pemilihan Umum berikutnya. Itu jatuh tempo pada 2025 dan pasti akan menjadi pertarungan yang sulit,” kata Lee Hsien Long, melansir Reuters.

Lee yang merupakan putra dari pemimpin kemerdekaan negara pulau itu, Lee Kwan Yew, telah menjadi Perdana Menteri Singapura sejak 2004.

Stabilitas telah lama menjadi salah satu kekuatan utama Singapura yang kaya, menjadikannya surga bagi investor dan bisnis di kawasan di mana pergolakan politik tidak jarang terjadi.

Lawrence yang kini berusia 49 tahun diperkirakan oleh para analis sebagai kandidat kuat penerus Lee Hsien Loong yang telah berusia 70 tahun. Suksesi kepemimpinan di negara itu – yang diatur oleh PAP sejak kemerdekaannya tahun 1965, biasanya merupakan urusan yang direncanakan dengan hati-hati.

“Saya sudah berusia 70 tahun dan saya tak sabar untuk menyerahkannya kepada Lawrence begitu dia siap,” kata Lee dalam konferensi pers.

Lee juga mengatakan bahwa mereka akan memutuskan apakah dia atau Wong akan memimpin partai ke pemilihan umum berikutnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini