Gokil! Pria Ini Tinggal di Bandara Selama 14 Tahun, Alasannya Bikin Terkejut  

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Ada-ada saja kelakuan pria di Cina ini. Dirinya memilih tinggal di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing selama 14 tahun untuk merokok dan minum alkohol tanpa gangguan dari keluarga yang suka mengomel tentang hal kegiatannya.

Setelah kehilangan pekerjaannya di awal usia 40-an, Wei Jianguo menjadi sangat tertekan sehingga dia menghabiskan hari-harinya dengan minum alkohol dan merokok.

Dikutip dari laman Oddity Central, keluarganya tidak menyukainya sedikit pun dan mengatakan kepadanya bahwa dia harus melepaskan dua kesenangan terbesarnya dalam hidup jika dia ingin terus tinggal di rumah keluarga.

Dia tidak bisa melakukan itu, jadi dia pindah ke Bandara Beijing. “Saya tidak bisa kembali ke rumah karena saya tidak memiliki kebebasan di sana,” kata Wei Jianguo kepada China Daily.

“Keluarga memberi tahu jika saya ingin tinggal, saya harus berhenti merokok dan minum. Jika saya tidak bisa melakukan itu, harus memberi mereka semua tunjangan bulanan sebesar 1.000 yuan atau setara Rp 2,2 juta.

Wei mengatakan bahwa dia selalu bisa pulang, tapi dia tidak mau. Faktanya, dia telah dibawa ke rumahnya di Wangjing oleh polisi dan keamanan beberapa kali selama bertahun-tahun, tetapi dia selalu kembali.

Fasilitas modern bandara menyediakan semua yang dia butuhkan, dan dia dapat melakukan hal-hal yang dia sukai tanpa diganggu oleh keluarganya yang ketat.

Pria pengangguran, yang saat ini berusia 60-an, menggunakan kompor listrik untuk membuat makanannya langsung di terminal bandara, tetapi terkadang dia membeli makanan yang dimasak dari salah satu dari banyak restoran di sana, yang katanya menyediakan berbagai makanan yang enak, dengan harga yang terjangkau.

Wei Jianguo menyimpan peralatan dapur, selimut, dan pakaiannya di beberapa koper dan mengklaim bahwa dia tidak membutuhkan apa-apa lagi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini