MATA INDONESIA, MOSKOW – Dinas Keamanan Ukraina diyakini melakukan lebih banyak dugaan pembunuhan warga sipil di beberapa kota dan desa demi mendapatkan simpati dengan mendorong berita utama media di Barat.
Para pejabat Rusia percaya bahwa Kiev sedang mencoba untuk membuat narasi bahwa Moskow bertanggung jawab atas kejahatan perang. Rusia menegaskan trik yang sama digunakan Kiev untuk menyalahkan pasukan Rusia atas kekejaman di kota Bucha.
“Pasukan Pusat Operasi Psikologis Ukraina ke-72 melakukan syuting lagi terhadap warga sipil yang diduga dibunuh oleh tindakan kekerasan angkatan bersenjata Rusia agar dapat didistribusikan melalui media Barat,” ucap juru bicara Mayor Jenderal Igor Konashenkov, melansir Russia Today.
Operasi bendera palsu serupa juga telah dilakukan oleh pihak Ukraina di sejumlah kota, seperti Sumy, Konotop, dan di tempat lain, kata Konashenkov. Namun, sang jenderal tidak memberikan bukti langsung untuk mendukung pernyataannya.
Pada akhir pekan lalu, Ukraina mendistribusikan rekaman grafis dari beberapa mayat yang tergeletak di jalan-jalan di Kota Bucha. Kiev menuduh bahwa mereka dieksekusi oleh pasukan Rusia.
Moskow – yang bersikeras bahwa pihaknya tidak menargetkan warga sipil selama operasinya di Ukraina, menolak tuduhan tersebut sebagai provokasi dan menuduh Kiev melakukan operasi bendera palsu.
Para pejabat menunjukkan banyak inkonsistensi dalam cerita Ukraina, termasuk fakta bahwa video itu muncul beberapa hari setelah pasukan Rusia mundur dari Bucha, dan walikota setempat tidak menyebutkan pembunuhan apa pun dalam pidato videonya yang menyatakan pembebasan kota itu.
Meskipun demikian, Barat segera memutuskan siapa yang harus disalahkan atas kekejaman tersebut. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menuntut pengadilan kejahatan perang untuk timpalannya dari Rusia Vladimir Putin.
Moskow melancarkan serangan besar-besaran terhadap Ukraina pada 24 Februari 2022, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014 dan pengakuan Rusia terhadap republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.