Kasus Covid-19 Belum Stabil, Kota Shenzhen di Cina Lockdown

Baca Juga

MATA INDONESIA, BEIJING – Kasus Covid-19 maish belum sepenuhnya hilang dari muka bumi. Meski demikian, tak sedikit negara di dunia yang memutuskan untuk hidup berdampingan dengan Covid-19, Inggris misalnya.

Negeri Ratu Elizabeth itu resmi mencabut lockdown dan aturan wajib masker di ruang publik dan sekolah. Selain itu, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menegaskan bahwa bukti vaksinasi tak lagi menjadi ketentuan untuk acara-acara besar.

Selain itu, Inggris juga resmi mencabut undang-undang yang mewajibkan warga Inggris yang terinfeksi Covid-19 untuk mengisolasi diri pada akhir Februari, mengakhiri semua pembatasan Covid-19 domestik.

Namun, hal tersebut tak berlaku bagi Cina Daratan yang tetap memberlakukan aturan lockdown setelah angka kasus Covid-19 kembali meroket. Negara tersebut melaporkan sebanyak 1,437 kasus Covid-19 dikonfirmasi (13/2), otoritas Kesehatan Cina mengatakan pada Senin (14/3).

“Dari kasus baru, sebanyak 1,337 ditransmisikan secara lokal,” demikian pernyataan Komisi Kesehatan Nasional, melansir Reuters, Senin, 14 Maret 2022.

Angka tersebut turun dari kasus sebelumnya sebanyak 1,807. Namun, jumlah kasus baru tanpa gejala – yang tidak diklasifikasikan Cina sebagai kasus yang dikonfirmasi, mencapai 906 dibandingkan dengan 1,455 kasus pada sehari sebelumnya.

Sementara itu, Pusat Teknologi selatan Shenzhen mengatakan kepada semua penduduk untuk tetap tinggal di rumah ketika kota itu berjuang menekan angka Covid-19 yang disebabkan oleh varian Omicron.

“Lockdown dan penangguhan transportasi umum akan berlangsung hingga 20 Maret,” demikian imbauan pemerintah kota, menambahkan bahwa mereka akan meluncurkan tiga putaran pengujian massal.

Keputusan ini memperpanjang langkah lockdown Covid-19 sebelumnya yang diberlakukan di kawasan pusat bisnis kota.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jokowi dan Karpet Merah untuk Tambang: Korupsi Merajalela, Rakyat Terpinggirkan

Mata Indonesia, Yogyakarta - Kegiatan tambang yang dilakukan secara tidak terkendali dan tanpa memperhatikan keberlanjutan telah memberikan keuntungan besar bagi segelintir pihak, terutama para pemilik bisnis tambang. Sayangnya, rakyat dan negara hanya mendapatkan sedikit manfaat.
- Advertisement -

Baca berita yang ini