6 Wakil Indonesia Bertolak ke Jerman Tampil di German Open 2022

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Enam wakil Indonesia bertolak ke Jerman, Kamis 3 Maret 2022 malam WIB untuk tampil di German Open 2022. Mereka terbang menggunakan Emirates Airlens dari Bandara Soekarno-Hatta.

Enam wakil tersebut adalah Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Shesar Hiren Rhustavito (tunggal putra), Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra), Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso (ganda campuran).

Kemudian, ada dua pelatih teknik, Irwansyah dan Nova Widianto, dan satu pelatih fisik Yansen Alpine. Pelatih ganda campuran, Nova Widianto mengatakan, kondisi anak asuhnya sangat bagus jelang tampil di German Open 8-13 Maret.

“Persiapan untuk ganda campuran sangat bagus karena tidak terpotong Kejuaraan Asia kemarin. Jadi kita benar-benar fokus untuk tur Eropa ini. Saya optimis kedua pasangan muda ini bisa mendapat hasil yang maksimal,” ujarnya.

“Target di awal ini untuk Rinov/Pitha saya harapkan mereka bisa masuk semifinal dulu dan Adnan/Mychelle delapan besar. Tidak mudah memang tapi persiapan sudah baik, mudah-mudahan hasilnya juga baik. Harus yakin dan optimis,” katanya.

Rinov/Pitha kemungkinan akan bertemu unggulan ketiga Yuta Watanabe/Arisa Higashino di babak kedua bila berhasil atasi pasangan Selandia Baru, Oliver Leydon-Davis/Anona Pak di babak pertama.

Sedangkan Adnan/Mychelle akan langsung berhadapan dengan seniornya Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang datang dari jalur profesional.

“Adnan/Mychelle sudah sering bertemu Jordan/Melati, sama-sama sudah saling mengenal gaya bermain masing-masing. Ramai lah nanti, 50:50 dan peluang menang tetap ada buat Adnan/Mychelle. Tapi siapa pun yang menang kan tetap Indonesia,” ucapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini