Ini Lima Tradisi Sambut Isra’ Mi’raj di Indonesia, Ada yang Bikin Replika Hewan Tunggangan Nabi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Semua muslim di Indonesia pasti sangat mengetahui Isra’ Mi’raj.

Itu adalah peristiwa perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha pada malam hari dan digambarkan naik bertemu Allah SWT lalu kembali lagi ke bumi dalam satu malam.

Kini peristiwa itu bukan hanya dikenang sebagai perjalanan suci tetapi seperti diunggah Portal Tebuireng, juga diisi dengan sejumlah tradisi.

Seperti lima tradisi berikut;

  1. Tradisi Kerja Tahun di Karo, Sumatera Utara
    Di Karo masyarakat merayakan Isra’ Mi’raj dengan mempraktikkan sebuah tradisi yang disebut Kerja Tahun.

Tradisi itu semacam pesta panen yang dilakukan orang desa sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah Tuhan. Kerja Tahun ini beda-beda waktu penyelenggaraannya, tergantung keputusan setiap desa, tetapi sebagian besar desa merayakannya menjelang Isra Miraj.

  1. Tradisi Nyadran Desa, Siwarak Semarang
    Warga di Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati yaitu di RW 2 Kampung Siwarak memperingati Isra Mi’raj dengan mengikuti tradisi Nyadran Desa atau Haul Umum.

Dalam Nyadaran itu juga diadakan kirab budaya seperti mengarak replika hewan badak Siwarak, gunungan berisi buah dan sayuran dari hasil bumi pertanian penduduk, alat musik lesung, permainan tradisional thek thek dan pawai drumband serta kelompok tani.

  1. Tradisi Rajaban, Cirebon
    Masyarakat Cirebon memiliki tradisi Isra’ Mi’raj yang jatuh setiap 27 Rajab dalam Kalender Hijriah yang diberinama Rajaban.

Saat itu, biasanya masyarakat Cirebon berbondong-bondong pergi berziarah ke Plangon, tempat dua makam penyebar ajaran agama Islam yakni Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan.

Selain itu, tradisi Rajaban juga biasa digelar di Keraton Kasepuhan Cirebon berupa pengajian untuk umum dan melakukan tradisi membagikan nasi bogana kepada warga keraton, kaum masjid, abdi dalem dan masyarakat Magersari.

Nasi bogana terdiri dari kentang, telor ayam, tempe, tahu, parutan kelapa dan bumbu kuning yang dijadikan satu.

  1. Tradisi Nganggung, Bangka Belitung
    Masyarakat Kampung Bukit, Kelurahan Toboali, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung memiliki tradisi menyambut hari Isra Miraj yang diberi nama Nanggung.

Tradisi itu berupa membawa makanan dari rumah masing-masing menggunakan dulang atau rantang ke masjid atau surau. Makanan yang dibawa biasanya kue, buah-buahan atau nasi lengkap dengan lauk pauknya.

Masyarakat Bangka juga melakukan tradisi tersebut saat memperingati atau menyambut hari besar Islam seperti Maulid Nabi hingga Idul Fitri.

  1. Tradisi Rejeban Peksi Buraq, Yogyakarta
    Sementara itu, Keraton Yogyakarta selama ratusan tahun menyelenggarakan Rejeban Peksi Buraq setiap Isra-Mi’raj.

Dalam acara itu dibuatlah dua burung Buraq sebagai simbol kendaraan Nabi Muhammad dari kulit jeruk bali dibawa oleh abdi dalem Kaji Selusin dari Bangsal Kencana Kraton Yogyakarta menuju Serambi Masjid Gede Kauman.

Burung Buraq itu bertengger di atas susunan gunungan buah yang terdiri dari beberapa macam buah seperti manggis, rambutan dan juga tebu. Nantinya, gunungan buah itu akan dibagikan kepada jamaah masjid usai pengajian.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota.

Mata Indonesia, Gunungkidul - Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kab. Gunungkidul, Gus H. Luthfi Kharis Mahfudz menyampaikan, dalam menjaga Toleransi antar umat beragama dan keamanan wilayah. GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota untuk Pengamanan Nataru di Berbagai Wilayah di Kab. Gunungkidul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini