Menerbangkan Layang-layang Awalnya Olahraga Para Raja di India

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Bagi generasi yang lahir tahun 80 an, permainan yang paling seru di saat anak-anak adalah bermain layang-layang.

Permainan ini hanya mengandalkan keahlian menerbangkan layang-layang yang terbuat dari bahan lembaran yang tipis atau kertas berkerangka yang memakai tali atau benang sebagai kendalinya. Layang-layang terbang di udara dengan bantuan angin.

Setiap 14 Januari, di seluruh dunia diperingati sebagai hari layang-layang internasional. Peringatan ini mulai dari tahun 1989. Awalnya di Gujarat (negara bagian India yang terletak di sebelah barat India) menerbangkan layang-layang adalah festival tahunan yang cukup besar dan mengundang banyak peserta. Dalam bahasa Hindi, acara ini disebut dengan nama  Uttarayan. Peringatan itu menjadi salah satu perayaan festival yang paling besar.

Bagi para petani dan penggarap lahan, Uttarayan merupakan pertanda musim panen. Secara tradisional, hari tersebut namanya Makara Sankranti. Berdasarkan kalender India adalah hari di mana matahari kembali untuk panen.

Hal ini menjadi salah satu hari panen yang paling penting di India. Tidak hanya itu, festival Uttarayan juga adalah perlambangan kebangkitan para Dewa dari tidur nyenyak mereka.

Awalnya menerbangkan layang-layang merupakan olahraga para raja. Namun kemudian menjadi olahraga populer bagi siapa saja. Beberapa bulan sebelum festival, masyarakat di Gujarat akan mulai membuat layang-layang untuk festival.
Hal ini supaya orang-orang yang mengunjungi festival tersebut bisa membeli permainan ini. Pada 14 Januari akhirnya terpilih karena pada hari itu festival Uttarayan di India menjadi tanda di mulainya musim panas setelah berubah dari musim dingin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini