Cina Desak AS dan Rusia Kurangi Persenjataan Nuklir

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Pemerintah Cina berikrar akan terus memodernisasi program nuklirnya dengan dalih keselamatan. Beijing juga meminta Amerika Serikat dan Rusia untuk mengurangi persedian persenjataan mereka.

“China akan terus memodernisasi persenjataan nuklirnya untuk masalah keandalan dan keselamatan,” Fu Cong, direktur jenderal departemen pengendalian senjata Kementerian Luar Negeri mengatakan, melansir Fox News.

Komentar Fu datang satu hari setelah lima negara yang diakui di bawah Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) 1968 – yakni AS, Rusia, Prancis, Inggris, dan Cina, yang juga merupakan lima anggota tetap (P5) Dewan Keamanan PBB — berjanji untuk menurunkan risiko perang nuklir.

P5 menegaskan bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperangi dan bahwa senjata nuklir—selama masih ada, harus digunakan untuk tujuan defensif, mencegah agresi, dan mencegah perang.

Sementara negara-negara anggota tetap PBB memiliki jumlah persenjataan nuklir terbesar, negara-negara seperti India, Pakistan, Israel, Iran, dan Korea Utara juga memiliki senjata nuklir.

Washington dan Moskow telah bekerja untuk mengurangi persediaan nuklir mereka sejak akhir Perang Dingin ketika ada sekitar 60.000 senjata nuklir antara kedua negara adidaya tersebut.

Sementara itu, AS menegaskan akan tetap mempertahankan senjata atau bom nuklirnya dengan alasan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas dunia. Washinton juga menegaskan tidak akan menggunakan senjata berbahaya itu untuk perang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kecelakaan Bus di Ciater jadi Sorotan, Disdik Sleman Perketat Izin Study Tour Sekolah

Mata Indonesia, Sleman - Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman menetapkan aturan ketat bagi sekolah yang ingin melaksanakan kegiatan seperti study tour atau outing class. Setiap sekolah wajib mengajukan izin kepada Disdik Sleman sebelum melakukan kegiatan tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini