MATA INDONESIA, JAYAPURA – Kepala Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia Papua, Naek Tigor Sinaga menyebut, biaya pendistribusian uang di Papua mencapai Rp7-10 miliar.
Mahalnya biaya pengiriman uang di Papua karena berbagai faktor di antaranya harus menyewa pesawat yang biayanya sekitar Rp50 juta per jam penerbangan.
“Biaya pesawat cukup tinggi termasuk biaya kargo yang harganya mencapai Rp45.000-Rp60.000/Kg, dan sekali kirim uang sebanyak 1 ton,” kata Sinaga menjawab pertanyaan Antara di Jayapura, Kamis (23/12).
Saat ini ada tujuh kas titipan yang menjadi tempat penitipan uang. Nantinya uang tersebut akan tersebar dan sebagai alat pembayaran yang sah.
Tujuh kas titipan itu berada di Merauke, Timika, Serui, Biak Nabire, Sorong dan Wamena. Sinaga mengatakan selain melalui kas titipan juga, BI juga melakukan program penukaran uang melalui kas keliling.
Mengenai kesiapan dalam Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, Naek Sinaga menyatakan, BI menyiapkan uang sebanyak Rp5,7 triliun. Prakiraanya akan terserap sekitar Rp 4,4 triliun dengan pecahan uang terbanyak adalah pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000.
Uang yang siap sekitar Rp 4,33 triliun adalah uang pecahan besar karena masyarakat di Papua, khususnya di kawasan pegunungan ebih memilih pecahan uang besar. Mereka rata-rata menolak pecahan uang kecil seperti pecahan Rp20.000 dan Rp10.000.
Jumlah uang itu lebih banyak dibanding periode yang sama pada 2020.