Jika Ingin Suku Bunga Acuan Turun Lagi, Pemerintah Perlu Lakukan Ini

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo melontarkan sinyalemen kuat bahwa Bank Sentral bisa saja kembali menurunkan suku bunga acuan ‘7-Day Reverse Repo Rate’ dalam lima bulan terakhir di 2019 jika laju inflasi terus terkendali.

Peneliti Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan bahwa terbuka peluang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan dalam tempo enam bulan ke depan.

Ia menjelaskan, ada dua pertimbangan BI untuk menurunkan suku bunga acuan yaitu terjaga inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kalau dilihat dari akhir 2018 sampai dengan semester I 2019, nilai tukar rupiah berada dalam tren penguatan. Rupiah mengalami penguatan hingga 3 persen dan berada dalam jajaran mata uang yang menguat bersama negara-negara lain seperti Thailand, Brazil, Filipina ataupun India.

Selain itu, saat ini kisaran inflasi masih berada dalam target yang ditentukan pemerintah.
Kemudian dari sisi global, rencana pemangkasan suku bunga The Fed (Bank Sentral Amerika) juga dapat menjadi faktor dukungan.

“Jika kombinasi nilai tukar dan inflasi yang terjaga sampai dengan akhir tahun. Ditambah The Fed jadi menurunkan suku bunganya, maka peluang BI untuk kembali menurunkan suku bunga acuanya dalam 6 bulan ke depan semakin besar,” kata Yusuf kepada Mata Indonesia News, Senin 22 Juli 2019.

Lebih lanjut Yusuf mejabarkan bahwa inflasi terjadi karena ada gejolak harga pangan maupun komoditas.
Selain itu, inflasi juga merupakan imbas dari kebijakan yang diambil pemerintah seperti menaikan tarif listrik ataupun BBM.

Jadi untuk menjaga inflasi agar tetap berada di kisaran target pemerintah, maka perlu menjaga gejolak harga terutama harga pangan, pemantauan stok komoditas dan kebutuhan konsumsi dalam negeri.

“Di samping itu, pemerintah juga bisa menghindari kenaikan tarif listrik dan BBM untuk menjaga inflasi berada di kisaran target,” ujar dia.

Krisantus de Rosari Binsasi

Berita Terbaru

Dekan Adab UINSA dicopot, SEMA PTKIN angkat bicara

Mata Indonesia, Surabaya – Senat Mahasiswa (SEMA) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia turut merespon terkait dengan pencopotan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya yang dinilai sepihak dan tanpa proses yang jelas. Pencopotan yang dilakukan oleh Rektor UIN Surabaya, Prof Akhmad Muzakki, memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa dan civitas akademika UIN Surabaya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini