MATA INDONESIA, LAHORE – Seorang manajer asal Sri Lanka babak belur diamuk sekelompok buruh di Pakistan Timur. Tak hanya menyiksa, para buruh juga membakar pria tersebut dalam sebuah serangan yang mengerikan.
Seorang pejabat polisi di kota timur Sialkot, yang berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas kasus tersebut, mengatakan para penyelidik yakin para penyerang menuduh manajer tersebut menistakan agama setelah menurunkan poster dengan tulisan ayat-ayat suci Al-Quran.
“Para pekerja pabrik menyiksa manajer. Total 50 orang sejauh ini telah diidentifikasi dan ditangkap,” kata juru bicara pemerintah provinsi Hassan Khawar, melansir Reuters, Sabtu, 4 Desember 2021.
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan mengutuk serangan sadis yang menyebabkan nyawa melayang itu. Selain mencoreng nama negara, ia mendesak pihak berwenang untuk mengusut tuntas kasus tersebut dan menindak tegas para pelaku.
“Serangan main hakim sendiri yang mengerikan di sebuah pabrik di Sialkot dan pembakaran hidup-hidup manajer Sri Lanka adalah hari yang memalukan bagi Pakistan,” tulis Imran Khan dalam sebuah pesan di Twitter.
Tayangan televisi menunjukkan kerumunan ratusan orang di jalan-jalan Sialkot, di jantung kawasan industri paling padat di Pakistan tempat sebagian besar industri ekspor negara itu berada.
Menggarisbawahi keterkejutan yang disebabkan di seluruh kemapanan politik, militer Pakistan yang kuat juga mengeluarkan pernyataan yang mengutuk pembunuhan berdarah dingin itu.
Seorang juru bicara kepolisian Punjab mengatakan lebih dari 100 penangkapan telah dilakukan termasuk tersangka utama, yang katanya terlihat dalam video yang menyiksa manajer Sri Lanka dan menghasut orang-orang untuk melawannya.
Pembunuhan massa atas tuduhan penistaan - kejahatan yang dapat membawa hukuman mati, telah sering terjadi di Pakistan, sebuah negara di Asia Selatan yang berpenduduk mayoritas Muslim.
Pembunuhan manajer asal Sri Lanka tersebut terjadi hanya beberapa pekan setelah berhari-hari protes keras oleh gerakan radikal Tehrik-e-Labaik Pakistan, sebuah kelompok Muslim Sunni yang didirikan tahun 2015 untuk mengatasi tindakan yang dianggapnya menghujat Islam.
Tahir Ashrafi, penasihat Khan untuk Interfaith Harmony, mengutuk para pembunuh dalam pernyataan video rekaman yang dibagikan di media sosial. “Ini adalah tindakan barbar dan bertentangan dengan ajaran Islam,” tegasnya.