MATA INDONESIA, BANGKOK – Kaum perempuan di Thailand berbondong-bondong mendatangi taman “alat kelamin pria”. Di taman tersebut, para perempuan terlihat memeluk sembari berdoa agar dijodohkan dengan pasangan yang baik dan diberkati.
Di taman tersebut, terdapat beberapa patung kayu berbentuk alat kelamin pria berukuran 4 hingga 23 kaki atau sekitar 1,2 meter – 3,6 meter, yang berdiri tegak menghadap udara.
Sebuah tanda di dekat pintu masuk taman yang berlokasi di Traitep Dream Forest, Thailand itu menjelaskan manfaat memeluk patung kayu alat kelamin pria itu. Tak ayal, banyak kaum perempuan terlihat memeluk patung tersebut.
“Penis mana pun yang Anda peluk, Anda akan mendapatkan pasangan sebesar itu,” demikian tulisan di sebuah papan di dekat pintu masuk, melansir Jamaica Loop New.
Berdasarkan foto dan video yang beredar luas di sosial media, para perempuan terlihat berpose dengan penis raksasa. Mereka yakin, hal itu akan meningkatkan peluang untuk menemukan pasangan yang ‘berbakat’.
Daya tarik yang tidak biasa ini sekarang menarik ratusan perempuan setiap hari ke Traitep Dream Forest di provinsi Khon Kaen, timur laut Thailand.
“Saya pikir patung-patung itu agak konyol dan saya tidak yakin apakah itu berfungsi, jadi saya datang ke sini hanya untuk bersenang-senang melihat mereka dan mengambil gambar,” ucap salah satu pengunjung, Fah Kwanoon.
“Saya masih memeluk mereka dan membuat permohonan, kalau-kalau berhasil, jadi saya harap saya akan menemukan pria tampan yang juga kaya,” sambungnya.
Terlepas dari kekonyolan taman yang aneh, patung penis sebenarnya kaya akan tradisi rakyat Thailand. Kuil seperti Kuil Chao Mae Tubtim di Bangkok atau Gua Putri Phra Nang di provinsi Krabi didedikasikan untuk kaum pria, yang diyakini melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
Sementara pasar di ibu kota Bangkok menjual ukiran kayu alat kelamin pria yang sering dibeli dan disimpan oleh penduduk setempat di rumah, toko, atau mobil mereka karena mereka percaya bahwa simbologi itu membawa keberuntungan dan kekuatan.
“Hutan Impian Traitep didasarkan pada kisah Lahone, dewa sesat yang dikebiri karena melecehkan orang secara seksual. Sebagai hukuman atas dosa-dosanya, penisnya yang dipotong-potong ditampilkan untuk cemoohan publik,” demikian pernyataan pemilik taman, Tritep Sahakhan.
“Itulah mengapa penisnya ditempatkan di sini, untuk dipermalukan di depan umum. Para perempuan menganggap taman itu cukup lucu, tetapi ada hubungan spiritual yang serius dengan lingga yang masih dipercayai banyak orang,” tuturnya.