4 Efek Mengerikan Narkoba Jenis Sabu yang Dikonsumsi Nunung

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Komedian Nunung dan suaminya diamankan polisi pada Jumat, 19 Juli 2019 lantaran kedapatan mengonsumsi narkoba jenis sabu.

Saat penangkapan, polisi berhasil menyita sabu seberat 0,36 gram dari kediaman Nunung. Hasil tes urine juga menunjukkan bahwa Nunung dan suami positif menggunakan narkoba.

Bicara soal narkoba, tentu tak main-main bahayanya bagi tubuh. Terlebih narkoba jenis sabu yang ternyata efek sampingnya begitu mengerikan bagi para pemakainya.

Berikut 5 efek samping mengerikan dari narkba jenis sabu seperti yang dikonsumsi Nunung.

Efek Euforia

Sesaat setelah mengonsumsi sabu-sabu, awalnya akan memicu efek euforia atau perasaan gembira yang menggebu-gebu secara cepat. Namun kemudian akan sangat berbahaya karena dapat merusak organ tubuh sekaligus menyebabkan masalah psikologis yang parah.

Paranoid Berlebihan

Para pengguna sabu akan merasakan paranoid yang berlebihan. Mereka akan berhalusinasi mendengar dan melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Mereka jadi mudah cemas, bingung, tak bisa tidur, emosinya meledak-ledak, menjadi kasar bahkan yang terparah bisa melukai diri sendiri atau orang lain.

Pingsan hingga Mati

Sabu-sabu atau yang dikenal dengan sebutan crystal meth, dapat membuat suhu tubuh pemakainya naik begitu tinggi. Ini kemudian bisa berujung pada kondisi pingsan hingga tewas seketika.

HIV/AIDS

Pengguna sabu punya risiko lebih tinggi terkena HIV/AIDS. Penggunaan sabu bisa membuat orang kehilangan kontrol terhadap dirinya. Saat berada di bawah pengaruh sabu, seseorang bisa atau mungkin terlibat dalam perilaku berisiko seperti seks bebas.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini