Pulau Seram Diguncang Gempa 5,0 Sabtu Pagi

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA  – Gempa magnitudo 5,0, Sabtu 20 Juli 2019 mengguncang Pulau Seram bagian Barat, Maluku. Gempa yang menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) itu terjadi pada pukul 04,24 WIB,  tidak berpotensi tsunami.

Melalui laman resminya, BMKG menyebutkan pusat gempa tersebut berada di 34 kilometer barat laut Seram Bagian Barat dan di kedalaman 10 kilometer atau tergolong gempa dangkal.

Getaran gempa juga dirasakan di Piru, Maluku, skala II MMI. Namun hingga tulisan ini dibuat belum ada informasi terkait kerusakan serta adanya korban akibat gempa tersebut.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara menyatakan memiliki cadangan logistik untuk seluruh pengungsi korban gempa di Halmahera Selatan hingga satu bulan. Cadangan beras misalnya berjumlah 190 ton.

Sekdaprov Maluku Utara (Malut) Bambang Hermawan di Ternate, Sabtu mengatakan kebutuhan beras yang akan dialokasikan ke korban gempa Halmahera Selatan didistribusikan secara bertahap melalui jalur laut dan darat.

Untuk memperlancar distribusi bantuan Pemprov Malut telah menyediakan posko penampungan bantuan logistik yang dipusatkan di tiga titik di Kota Ternate, yakni di gudang Bulog Kampung Pisang, Skep dan eks kediaman Gubernur di Kalumpang.

Sedangkan, untuk cadangan beras pemerintah bagi Kabupaten Halmahera Selatan sebanyak 20 ton telah didistribusikan ke Kepulauan Joronga, salah satu wilayah terdampak gempa.

Menurut dia, upaya itu dilakukan setelah Pemprov Malut mengeluarkan status tanggap darurat bencana gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,2 di Kabupaten Halmahera Selatan dengan menunjuk Komandan Korem 152/Babullah Kolonel Inf Endro Satoto sebagai Insiden Komando.

Selain itu, keputusan status keadaan tanggap darurat untuk tingkat provinsi agar dapat membantu Pemerintah Kabupaten Halsel, terutama dalam melakukan penanggulangan bencana di daerah tersebut.

Sehingga, dalam pelaksanaannya, Danrem 152/Babullah mengomandai seluruh pelaksanaan dan tahapan dalam proses penanggulangan bencana gempa di Kabupaten Halmahera Selatan.

Dia mengakui, gempa Halsel, khususnya di daerah terdampak di sembilan kecamatan, sekitar 90 persen rumah rusak karena sebagian besar rumah warga berada di pesisir pantai, sementara pasca-gempa warga makin trauma karena hingga 18 Juli terjadi gempa lebih dari 100 kali dan episentrum gempa sebagian besar terjadi di daratan.

Sehingga, warga yang merasa tidak nyaman memilih pergi ke lokasi pengungsian di dataran lebih tinggi, karena mereka khawatir terjadinya tsunami.

Berita Terbaru

Presiden Prabowo Pastikan Keberlanjutan Pembangunan IKN guna Pemerataan Ekonomi yang Inklusif

Oleh: Mirza Ghulam Fanany*) Pemerintah Indonesia terus menunjukkan komitmennya untuk memastikan keberlanjutan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai bagian dari...
- Advertisement -

Baca berita yang ini