Membayangkan Kelezatan Cokelat Charlie and the Chocolate Factory

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Siapa yang tidak tahu film Charlie and the Chocolate Factory? Film anak-anak produksi tahun 2005 menjadi mastepiece film anak-anak yang menghibur sepanjang zaman.

Film ini adaptasi dari sebuah novel fantasi anak tahun 1964 dengan judul yang sama, karangan Roald Dahl, seorang pengarang berkebangsaan Inggris yang lahir pada 13 September 1916.

Novel Charlie and the Chocolate Factory mengisahkan petualangan seorang anak laki-laki bernama Charlie Bucket di dalam pabrik coklat milik Willy Wonka.

Mulanya novel ini terbit pada 17 Januari 1964 dalam versi Amerika Serikat oleh Alfred A. Knopf, Inc. Kemudian di tahun yang sama, pada 23 November 1964, terbit versi Britania Raya oleh George Allen & Unwin.

Sebenarnya novel Charlie and the Chocolate Factory menjadi film dengan dua judul yang berbeda. Di tahun 1971, novel ini diadaptasi ke dalam film dengan judul yang berbeda dengan judul novelnya, yakni Willy Wonka & the Chocolate Factory. Kemudian di tahun 2005, film ini produksi kembali sesuai dengan judul novelnya.

Film Charlie and the Chocolate Factory disutradarai oleh Tim Burton dan dibintangi oleh Freddie Highmore sebagai Charlie Bucket dan Johnny Depp sebagai Willy Wonka, David Kelly sebagai Grandpa Joe, Noah Taylor sebagai Mr. Bucket, Helena Bonham Carter sebagai Mrs. Bucket, dan masih banyak lagi.

Mengenai ceritanya, Charlie Bucket adalah seorang anak laki-laki yang berasal dari keluarga miskin. Kala itu, ia mendengar bahwa pemilik pabrik cokelat bernama Tuan Willy Wonka mengadakan kontes dan memasukkan tiket emas ke dalam lima batang coklatnya.

Dan nantinya, orang-orang yang berhasil menemukan lima tiket emas berhak mengikuti tur ke dalam pabrik coklat Wonka untuk melihat bagaimana teknik pembuatan coklat yang sangat dirahasiakan. Tak hanya itu, satu di antara lima pemenang akan mendapatkan hadiah tambahan di akhir tur.

Sebenarnya, pabrik coklat Wonka telah lama tutup karena informasi pribadi pabriknya telah beralih ke pesaingnya, yang selalu melakukan spionase terhadap pabrik coklat Wonka.

Akibatnya, Wonka terpaksa memecat seluruh karyawannya, termasuk kakek Charlie, Kakek Joe. Hingga akhirnya, ia membuka kembali pabriknya dan memutuskan untuk mengadakan kontes.

Tak disangka, idenya ini membuat penjualan coklat Wonka kembali meroket lantaran orang-orang rela memborong coklat demi mendapatkan tiket emas. Sama seperti yang lainnya, Charlie pun juga ingin mencoba peruntungan.

Sebelumnya, Charlie telah mendapat dua coklat. Pertama, ia dapat dari hadiah ulang tahun. Dan kedua, dapat dari Kakek Joe. Namun sayang, keduanya tidak berisi tiket emas.

Keesokan harinya, saat berada di kota, Charlie tak sengaja menemukan uang di selokan. Ia pun mengambilnya dan menggunakan uang tersebut untuk membeli satu batang coklat Wonka. Ia juga membeli satu batang lagi untuk Kakek Joe.

Coklat yang ia beli tidak berisi tiket emas. Akhirnya ia membuka coklat satunya lagi. Betapa beruntungnya ia, karena coklat tersebut berisi tiket emas.

Mengetahui hal ini, para penjahat segera mengerumuninya dan berniat merampas tiket emas tersebut. Charlie pun segera lari menghindari penjahat. Ia mendapat pertolongan dari Pak Arthur, pria berwajah sinis, yang ternyata adalah pesaing pabrik coklat Wonka.

Pak Arthur membujuk Charlie untuk menukar tiket emas tersebut dengan uang yang banyak, namun Charlie tak bersedia. Pak Arthur memang sengaja hendak menukar tiket emas Charlie karena ia ingin mencicipi permen ajaib Everlasting Gobstopper, produk baru pabrik cokelat Wonka.

Dan keesokan harinya, Charlie datang ke pabrik coklat bersama Kakek Joe. Betapa takjubnya Charlie, begitu mengetahui bahwa pabrik coklat Wonka memiliki sungai coklat yang mengalir dan segala sesuatu yang ada di sana dapat dimakan.

Charlie merasa pabrik coklat itu bagaikan tempat ajaib. Charlie juga melihat para karyawan yang bekerja di sana adalah orang pendek berwarna oranye, yang disebut Oompa Loompas.

Di sana, masing-masing lima pemenang tiket emas mendapatkan permen ajaib Everlasting Gobstopper yang tidak akan mencair di mulut dan tidak akan hilang rasa manisnya.

Sayangnya, selama  tur berlangsung, keempat pemenang tiket emas yang lain memiliki sikap yang tidak baik. Mereka adalah Augustus Gloop yang memiliki sikap rakus, Mike Teavee  yang memiliki sikap pemarah, Violet Beauregarde yang memiliki sikap arogan, dan Veruca Salt yang memiliki sikap manja.

Sikap-sikap buruk itulah yang membuat mereka satu per satu harus menanggung akibat. Akhirnya, yang tersisa hanyalah Charlie dan Kakek Joe. Mereka menjadi satu-satunya pemenang tiket emas yang ada dalam tur tersebut.

Reporter: Intan Nadhira Safitri

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini