Kisah Epic Ferry Sonneville Rebut Piala Thomas, Saat Rakyat Indonesia Masih Dialiri Darah Pejuang

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Mengenal dunia olahraga selalu ada sosok legenda di dalamnya, sama halnya dengan bulu tangkis Indonesia yang memiliki pemain pejuang yaitu Ferry Sonneville.

Dia sampai rela meninggalkan kuliahnya di Belanda hanya demi merebut Piala Thomas di Malaysia. Padahal, tim Indonesia tidak menganggarkan dana transportasi dan akomodasi untuk Ferry.

Pemilik nama Ferdinand Alexander Sonneville ini lahir pada 3 Januari 1931, bakat olahraganya ia dapat dari kedua orangtuanya. Ayahnya seorang juara tenis lokal, sedangkan ibunya seorang juara bulu tangkis.

Ferry Sonneville menempuh pendidikan ekonomi di Nederlandse Economische Hogeschool (NEH), Belanda. Sewaktu ia kuliah di sana, Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sedang menyeleksi pemain bulutangkis untuk merebut Piala Thomas di Malaysia.

PBSI saat itu menginginkan Ferry Sonneville ikut bergabung dengan Tim Piala Thomas di Singapura. Kesulitan keuangan membuat tim Indonesia kesulitan mendatangkan Ferry dari Belanda.

Namun, jiwa pejuang masyarakat Indonesia di akhir 1950 -an tersebut masih menggelora karena ada seorang bernama Tjoa Keng Lin asal Bogor mengunjungi kantor redaksi Majalah Star Weekly. Dia menyarankan penggalangan dana untuk membiayai ongkos untuk Ferry, baik ke Indonesia maupun kembali lagi ke Belanda.

Beruntung, Star Weekly merespon dengan baik ajakan itu. Sebelumnya, Star Weekly meminta jaminan kepada PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) hingga PBSI pun setuju dengan syarat bahwa Ferry wajib lolos semifinal All England.

Bulan Maret 1958, Ferry berhasil melangkah ke semifinal. Syarat pun terpenuhi, donasi tersebut dibuka dan diawali oleh Tjoa yang menyumbang Rp 1000 dan redaksi Star Weekly juga menyumbangkan dengan nilai yang sama. Jangka waktu donasi itu dibuka selama satu bulan, hingga ditutup pada pertengahan Mei.

Akhirnya, terkumpul donasi untuk Ferry Rp 40.545,80 dan langsung diserahkan ke PBSI. Sehari sebelum keberangkatannya ke Singapura, Ferry menulis surat untuk mengucapkan terima kasih kepada redaksi Star Weekly atas penggalangan dana.

Tak sia-sia, Ferry ternyata mampu ikut mempersembahkan Piala Thomas pada 1958. Ferry saat itu mengalahkan pemain asal Malaysia dan Tim Indonesia mampu menekuk Tim Malaysia dengan skor 6-3 di final.

Itu lah pertama kalinya Indonesia merebut Piala Thomas setelah tiga kali berturut-turut dikuasai timnas bulu tangkis Malaysia. (Annisaa Rahmah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini