MATA INDONESIA, JAKARTA – Tudingan deforestasi di Papua yang ramai diberitakan media massa, menurut Kementerian Lingkungam Hidup dan Kehutanan (KLHK) tidak menggambarkan situasi sepenuhnya. Sebab, dua foto satelit NASA 2001 dan 2019 yang ditampilkan seolah gambaran seluruh Papua, padahal laju deforestasi berhasil dihentikan sejak 2017
Menurut siaran pers resmi KLHK dengan penanggung jawab berita, Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Nunu Anugrah, yang dikutip Senin 15 November 2021, foto satelit NASA yang banyak beredar di media massa adalah wilayah konsesi sawit PT. Dongin Prabhawa, di Merauke, Papua.
“Pelepasan kawasan hutan untuk pembangunan sawitnya diberikan oleh Menteri Kehutanan MS. Kaban di era Presiden SBY, pada 5 Oktober 2009 seluas 34.057 hektar, atau lebih dari setengah luas DKI Jakarta,” demikian bunyi siaran pers tersebut.
Menurut siaran pers tersebut, luas kawasan hutan tersebut adalah lebih dari separuh luas Jakarta.
Sejak saat itu, pergerakan deforestasi tersebut terus meluas pada 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016.
Namun, laju deforestasi tersebut berhenti berdasarkan foto satelit 2017 hingga 2019. Pergerakan deforestasi tersebut, menurut KLHK dapat diperiksa secara mudah melalui Google Earth pada fitur data tahunan.
Sementara, luas Provinsi Papua adalah sekitar 472 kali lipat luas DKI Jakarta. Hingga kini sekitar 70 persen hutan Papua berada dalam peta moratorium permanen.
Hampir seluruh pelepasan kawasan hutan di Papua dan Papua Barat untuk perkebunan sawit diberikan pemerintahan sebelumnya (2005-2014).
Data satelit juga menunjukkan bahwa hampir seluruh deforestasi untuk sawit di Papua dan Papua Barat terjadi pada areal-areal perizinan sawit yang diberikan era pemerintahan sebelumnya.
Sehingga tidak benar bahwa kesalahan deforestasi dimaksud seperti direkayasa data seolah di era Presiden Jokowi.