MATA INDONESIA, JAKARTA – Tanggal 12 November menjadi tanggal peringatan hari ayah nasional. Di hari ini, semua orang diimbau untuk mengutarakan rasa sayangnya kepada ayah.
Nah, bagaimana sosok ayah teladan dan terbaik yang bisa menjadi panutan kita? Inilah sosok ayah terbaik sepanjang masa.
- Nabi Muhammad SAW
Sebagai Rasul terakhir, Nabi Muhammad memang terkenal karena akhlak dan teladannya yang baik. Hal ini juga tercermin saat Nabi menjadi ayah dari delapan orang anaknya. Nabi Muhammad juga sangat menyayangi anak kecil, meskipun anak tersebut tidak memiliki hubungan darah dengannya.
Nabi SAW seringkali menciumi, membuat lelucon, dan mengajak anak kecil bermain. Beliau juga merupakan sosok yang selalu sabar dan bersikap lembut terhadap anak kecil, namun hal ini tidak menghilangkan sifat tegasnya dalam mendidik anak. N
abi Muhammad pun tak segan menegur anaknya apabila sang anak melampaui adab yang dibenarkan Islam. Dari Nabi Muhammad kita dapat belajar, bahwa ayah patut dekat dengan anak-anaknya, namun tetap tidak menghilangkan ketegasan seorang ayah.
- Nabi Ibrahim As
Setelah Nabi Muhammad, sosok ayah terbaik lainnya adalah Nabi Ibrahim, ayah dari Nabi Ismail. Nabi Ibrahim menjadi sosok ayah sekaligus kepala keluarga yang mampu membimbing keluarganya.
Nabi Ibrahim juga berhasil membuat istrinya, Siti Sarah, menjadi istri yang sholehah, kemudian mampu membuat Siti Hajar menjadi istri yang tegar. Tak hanya itu, ia juga berhasil mendidik anaknya, Ismail, menjadi anak sholeh yang mampu mengokohkan keimanannya dalam menjalani ujian yang berat.
- Nabi Yaqub As
Ayah dari Nabi Yusuf ini juga menjadi ayah yang hebat, karena mampu mengenalkan perkara baik dan perkara buruk kepada anak-anaknya. Ia juga memiliki kesabaran yang luar biasa. Kala itu, anak-anaknya berbuat jahat kepada anak bungsunya, Yusuf, lantaran mereka iri dengan Yusuf. Mengetahui hal tersebut, Yaqub hanya bersikap sabar seraya mendoakan dan menasehati anak-anaknya agar menjadi pribadi yang lebih baik. Yaqu selalu berharap dan percaya bahwa anak-anaknya dapat berubah menjadi anak yang baik.
- Nabi Daud As
Ayah dari Nabi Sulaiman ini adalah orang yang raja kaya raya yang adil. Nabi Daud adalah ayah yang telah berusaha membangun potensi anaknya sejak kecil. Saat masih kecil, Nabi Daud bahkan mengajak Sulaiman untuk berdiskusi mengenai permasalahan dan cara penyelesaian masalah kerajaan. Inilah yang membuat Sulaiman tumbuh menjadi anak yang cerdas dan memiliki kemampuan analisis yang baik.
Nabi Daud juga menjadi ayah yang dengan lapang dada menerima kritikan dari anaknya demi kebaikan bersama. Hal ini dapat dicontoh oleh ayah-ayah di masa sekarang agar anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas dikemudian hari. Selaku orangtua, ayah harus mampu menggali potensi anaknya untuk mendukung masa depannya kelak.
- Nabi Zakaria As
Nabi Zakaria, ayah dari Nabi Yahya, terkenal karena kesabarannya yang luar biasa. Ia selalu berdoa agar istrinya, Isya, diberikan keturunan. Di usianya yang sudah senja, 90 tahun, Zakaria masih saja berdoa mengharapkan keturunan yang baik. Sebelum diberikan keturunan pun Nabi Zakaria selalu mendoakan anaknya, agar kelak menjadi anak yang sholeh dan berbakti. Akhirnya, berkat kesungguhannya dalam berdoa, Allah mengabulkan doa-doanya. Akhirnya Zakaria dikarunia seorang anak, yang diberi nama Yahya.
Dari kisah ini, Zakaria sudah menjalankan tugasnya menjadi ayah jauh sebelum terbentuknya janin. Zakaria tak henti-hentinya berdoa untuk calon janinnya nanti agar menjadi anak yang mendapat ridha Allah. Ini dapat menjadi teladan oleh ayah-ayah saat ini.
- Nabi Syuaib As
Nabi Syuaib memiliki dua anak perempuan, dan berhasil mendidiknya menjadi perempuan yang pemalu. Pemalu di sini artinya tidak mau berkumpul dengan lawan jenis yang bukan mahramnya dan selalu menutup wajahnya ketika berbicara dengan lawan jenis. Tak hanya itu, sebagai seorang ayah, tugas terakhir sekaligus terberat ayah adalah mencarikan jodoh untuk anak perempuan mereka. Mengapa berat, karena mencarikan laki-laki yang pantas untuk menikahi anak perempuannya itu bukanlah perkara mudah. Nabi Syuaib mengetahui secara tersirat jika anaknya menyukai Nabi Musa As sejak pertama kali bertemu. Perkara suka dan cinta saja bukanlah kriteria Nabi Syuaib untuk mengizinkan seorang laki-laki menjadi menantunya, namun lebih dari itu. Beliau harus mengenal lelaki tersebut secara mendalam, apakah akhlaknya baik, apakah pantas menjadi imam bagi anak perempuannya, dan sebagainya.
- Luqman Al-Hakim
Kebijakannya dalam mendidik anak, membuat namanya tercantum dalam Al-Quran. Luqman orang kedua (bukan nabi) yang namanya tertulis dalam Al-Quran setelah Maryam. Dan meskipun bukan nabi, Allah menganugerahkannya ilmu dan hikmah kepadanya, sebagaimana yang tertulis dalam QS.Luqman 34:12-19.
Anugerah dari Allah tersebut memengaruhi kebijaksanaannya dalam menasehati anak. Luqman menasehati anaknya agar menjauhi perbuatan syirik dan selalu mentauhidkan Allah. Ia juga selalu mengajarkan anaknya untuk berbuat baik, berbakti kepada kedua orangtua, menjaga perilaku dan adab, serta menjauhi sikap sombong. Tak lupa, ia juga mengenalkan akhirat kepada anaknya. Dengan menasehati bahwa segala perbuatan manusia akan di mintai pertanggungjawaban di hari akhir.
Reporter: Intan Nadhira Safitri