MATA INDONESIA, JAKARTA – Pandemi mempercepat penerapan otomatisasi dan digitalisasi di dunia kerja. Hal ini menuntut masyarakat untuk lebih adaptif dalam menghadapi otomatisasi proses bisnis, digitalisasi ekonomi, dan munculnya bentuk-bentuk pekerjaan baru.
Dalam diskusi webinar Tren Masa Depan Dunia Kerja dan K3 Usai Pandemi yang diselenggarakan oleh International Labour Organization (ILO) bersama Katadata menjelaskan bahwa upaya-upaya persiapan diperlukan untuk menghadapi krisis kesehatan masyarakat di masa depan.
Selama pandemi perusahaan diharapkan tetap berfokus pada ketahanan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Para pekerja yang rentan terhadap peralihan teknologi juga harus segera diberi pelatihan atau keterampilan baru.
Tuntutan perubahan akibat pandemi mengharuskan pelaku usaha menerapkan strategi operasi dengan cara kerja baru agar bisnisnya tetap bertahan. Salah satu strategi adalah dengan berinvestasi pada kesehatan para pekerjanya.
“Skenario selama masa pandemi ini, kita masih berada pada tahapan disaster relief. Di tahap itu pemerintah harus berfokus pada tiga hal yaitu sektor kesehatan, pendampingan sosial masyarakat dan dukungan terhadap Usaha Kecil dan Menengah,” kata Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri.
Kazutoshi Chatani, Spesialis Bidang Ketenagakaerjaan ILO, mengungkapkan upaya pencegahan penularan COVID-19 di tempat kerja perlu diperluas agar bisnis bisa kembali berjalan.
“Sekarang ini banyak perubahan dalam dunia bisnis. Teknologi lebih banyak digunakan untuk mengurangi interaksi antar manusia. Perubahan ini membuat kita harus berpikir bagaimana masa depan dunia kerja setelah pandemi berakhir,” ujarnya.
Tantangan untuk mengubah pola kerja dan keterampilan yang dimiliki menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Mayoritas industri atau perusahaan di Indonesia 70 persen pekerjanya hanya lulusan SD dan SMP. Tingkat pendidikan rendah membuat pekerja sulit bertahan di era industri yang sangat dikuasai oleh teknologi.
Kolaborasi pekerjaan dalam satu perusahaan dengan cara baru imbas pandemi dipandang lebih baik oleh 40 persen responden dan lebih dari 20 persen menilai kegiatan pelatihan pekerja/buruh dinilai sulit untuk dilakukan.
Pandemi mendorong perusahaan untuk memprioritaskan isu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Para pekerja berharap perusahaan menerapkan protokol kesehatan yang ketat ketika masuk kantor dan opsi WFH selama beberapa kali dalam seminggu menjadi pilihan kedua dari seluruh responden.