MINEWS, SURABAYA – PT PAL dan TNI Angkatan Laut memulai proyek pengerjaan kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) ke-2 yang dimiliki militer Indonesia. Pengerjaan proyek itu ditandai dengan upacara pemotongan baja pertama pada 9 Juli lalu di Surabaya.
Rencananya, kapal dengan nomor pembangunan W000302 akan selesai dirakit pada bulan Oktober 2021. Yang membedakan BRS generasi ke-2 ini adalah kapal ini bukanlah alih fungsi dari kapal perang yang semula berjenis Landing Platform Dock atau LPD, seperti Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dr. Soeharso, KRI Makassar, dan KRI Semarang.
W000302 ini sejak awal akan difungsikan untuk bantuan kesehatan sebagai rumah sakit terapung dengan fasilitas poliklinik, radiologi fasilitas bersalin, unit gawat darurat, fasilitas operasi, rawat inap dan fasilitas kesehatan lainnya.
Dibangun sepanjang 124 meter, lebar 22 meter, tinggi 6,8 meter, dengan bobot 7.300 ton, kapal ini pun difungsikan untuk bantuan kemanusiaan, bencana alam, transportasi logistik, pencarian dan penyelamatan, serta evakuasi massal.
Kapal karya anak negeri ini juga dapat menampung awak hingga 120, termasuk 16 tempat tidur untuk personel khusus penerbangan. Bahkan bisa dikonfigurasi untuk mengangkut 89 staf medis, 163 pasien yang terbaring di tempat tidur, dan 280 pengungsi yang duduk di saat darurat.
Nantinya, kapal ini akan memiliki kecepatan maksimum 18 kt dan kecepatan jelajah 14 kt. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sejatinya memerlukan tiga unit kapal rumah sakit seperti ini.
Fitur-fitur lainnya yang dirancang di kapal ini antara lain infrastruktur listrik ‘plug-and play’ untuk modul misi kemas, seperti generator daya bergerak dan peralatan desalinasi.
Wajar jika W000302 juga akan memperkuat kemampuan militer Indonesia, melakukan tugas diplomasi angkatan laut, dan meningkatkan kerja sama kami dengan masyarakat internasional.