MATA INDONESIA, WASHINGTON – Komunitas intelijen Amerika Serikat (AS), menyatakan bahwa Negara Islam (ISIS) di Afghanistan berpotensi menyerang Negeri Paman Sam hanya dalam kurun waktu enam bulan. Demikian dikatakan seorang pejabat senior Pentagon kepada Kongres.
Pernyataan Colin Kahl tersebut merupakan pengingat terbaru bahwa Afghanistan masih dapat menimbulkan masalah keamanan nasional yang serius bagi AS, bahkan setelah mengakhiri perang dua dekade dengan kekalahan pada Agustus.
Taliban – kelompok yang memenangkan peperangan, adalah musuh ISIS dan telah melihat upayanya untuk menegakkan hukum dan ketertiban setelah penarikan AS digagalkan oleh bom bunuh diri dan serangan lain yang diklaim oleh Negara Islam.
Dalam kesaksian di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat, Colin Kahl mengatakan masih belum jelas apakah Taliban memiliki kemampuan untuk memerangi ISIS secara efektif setelah penarikan AS.
“Ini adalah penilaian kami bahwa Taliban dan ISIS-K adalah musuh bebuyutan. Jadi Taliban sangat termotivasi untuk mengejar ISIS-K. Kemampuan mereka untuk melakukannya, saya pikir, harus ditentukan,” kata Kahl, menggunakan akronim untuk Negara Islam di Afghanistan dan memperkirakan ISIS memiliki ribuan kader.
Kahl mengatakan bahwa al Qaeda menimbulkan masalah yang lebih kompleks, mengingat hubungannya dengan Taliban. Hubungan itulah yang memicu intervensi militer AS di Afghanistan tahun 2001 setelah serangan 11 September. Di mana kala itu Taliban dilaporkan menyembunyikan para pemimpin Al Qaeda.
Namun, para pejabat AS secara pribadi memperingatkan bahwa mengidentifikasi dan mengganggu kelompok-kelompok seperti al Qaeda dan ISIS sangat sulit tanpa pasukan di negara itu. Drone yang mampu menyerang target ISIS dan Al Qaeda sedang diterbangkan dari Teluk.
Kahl menambahkan, Amerika Serikat belum memiliki kesepakatan dengan negara-negara tetangga Afghanistan untuk menjadi tuan rumah pasukan untuk upaya kontraterorisme.
Penjabat Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi dari pemerintahan baru Taliban mengatakan ancaman dari militan ISIS akan ditangani. Dia juga memastikan Afghanistan tidak akan menjadi basis serangan terhadap negara lain.