Vodka Abal-abal Kembali Menelan Korban, 18 Orang Meninggal Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, MOSKOW – Sebanyak 18 orang dilaporkan meninggal dunia karena keracunan alkohol di Kota Yekaterinburg, Rusia. Hal ini diungkapkan oleh Komite Investigasi Rusia.

Para penyelidik menemukan para korban meminum vodka yang mengandung metanol, yakni alkohol beracun yang biasanya digunakan untuk keperluan industri.

“Akibatnya, 18 orang meninggal karena mengkonsumsi cairan tersebut,” kata Komite Investigas Rusia yang menyelidiki kejahatan besar itu dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters, Minggu, 17 Oktober 2021.

Insiden itu menyusul pembukaan penyelidikan pekan lalu atas dugaan keracunan massal terkait dengan alkohol ilegal di Rusia barat daya di mana 34 orang tewas.

Penyelidikan di Yekaterinburg menemukan para korban telah membeli alkohol antara 7-14 Oktober dari sekelompok orang. Di mana dua di antaranya telah ditahan, kata komite investigasi.

Kasus keracunan massal terkait alkohol kembali mengejutkan Rusia. Pada 2016, sebanyak 77 orang dilaporkan meninggal dunia di wilayah Siberia karena meminum minyak mandi yang dicampur dengan alkohol.

Menyusul kasus keracunan alkohol massal kala itu, otoritas nasional memerintahkan kontrol yang lebih ketat pada produksi dan penjualan minuman, obat-obatan, parfum, dan cairan lain yang mengandung persentase etanol yang tinggi.

Pada 10 Oktober 2021, pihak berwenang Rusia melaporkan sebanyak 29 orang meninggal dunia akibat keracunan minuman beralkohol yang diproduksi secara lokal selama pekan ini. Insiden tersebut terjadi di wilayah dekat perbatasan Kazakhstan.

Setidaknya sembilan orang telah ditahan terkait dengan kematian 29 orang di wilayah Orenburg, yang terletak sekitar 1.500 kilometer (900 mil) tenggara Moskow, melansir Reuters.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Transformasi Ekonomi Indonesia: Swasembada Pangan dan Energi Jadi Prioritas Strategis

Di tengah kompleksitas situasi geopolitik dunia yang terus berkembang, Indonesia memposisikan program kemandirian pangan dan energi sebagai prioritas strategisnasional. Pemerintah menunjukkan keseriusan dalam memperkuat sektor pertanian dan energi terbarukan, sebagai bagian dari transformasi ekonomi menuju kemandirian dan penciptaan lapangan kerja berkelanjutan. Transformasi ekonomi Indonesia melalui program swasembada pangan dan energimerupakan wujud nyata dari cita-cita kemandirian bangsa yang telah lama didambakansejak era kemerdekaan. Program strategis ini tidak hanya bertujuan mengurangiketergantungan impor, tetapi juga menghidupkan kembali semangat berdikari yang menjadi fondasi kedaulatan nasional Indonesia.  Dalam konteks kemandirian bangsa, swasembada pangan dan energi menjadi pilar utama yang menentukan kemampuan Indonesia untuk berdiri tegak di tengah dinamikaglobal yang penuh ketidakpastian.  Swasembada bukan tujuan jangka pendek, tetapi fondasi kemandirian nasional. Pemerintah terus membangun visi jangka panjang yang mencakup ketahanan logistik, kedaulatan ekonomi, dan stabilitas nasional. Perspektif ini menegaskan bahwa program swasembada harus dipahami sebagai investasi strategis untuk generasi mendatang. Peter Abdullah, Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, memberikan perspektif mendalam mengenai pentingnya transformasi struktural ini bagimasa depan bangsa Indonesia. Menurut Peter Abdullah, upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian bangsamelalui swasembada pangan dan energi merupakan langkah strategis dalammemperkuat ketahanan nasional, baik dalam situasi damai maupun krisis global. Pandangan ini menegaskan bahwa program swasembada bukan sekadar target produksi, melainkan investasi jangka panjang untuk stabilitas negara.  Ketahanan pangan dan energi bukan semata isu ekonomi, melainkan bagian daripertahanan negara. Dalam konteks ini, pemerintah mendorong penguatan sektordomestik agar Indonesia tidak bergantung pada impor dalam kondisi darurat. Strategi ini menjadi semakin relevan mengingat berbagai gejolak geopolitik yang kerapmempengaruhi rantai pasokan global. Peter Abdullah melihat upaya ini sebagaimomentum penting untuk mengubah paradigma pembangunan yang selama ini terlalubergantung pada sektor ekstraktif dan impor. Fokus pada transformasi ekonomi ini tidak hanya bertujuan mencapai swasembada, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih resilient dan inklusif. Denganmemperkuat fondasi domestik, Indonesia diharapkan dapat mengurangi kerentananterhadap fluktuasi harga komoditas global dan shock ekonomi eksternal. Peningkatan produktivitas menjadi fokus utama dalam roadmap swasembada nasional. Pemerintah mulai membenahi sistem insentif agar petani memperoleh keuntungan yang layak, sekaligus menarik generasi muda kembali ke sektor pertanian. Langkah inidipandang krusial mengingat tantangan regenerasi yang dihadapi sektor pertanianIndonesia. Pemerintah mengedepankan keseimbangan antara harga yang terjangkau bagikonsumen dan pendapatan yang memadai bagi petani. Strategi ini diharapkan dapatmeningkatkan daya beli masyarakat perdesaan dan mendorong pertumbuhan ekonominasional yang lebih merata. Dukungan terhadap komoditas unggulan seperti beras terus diperkuat dalam program swasembada nasional. Pemerintah melihat potensi besar untuk mencapai swasembada, mengingat kapasitas panen Indonesia yang lebih tinggi dibanding negara-negara maju. Optimisme ini didukung oleh kondisi geografis dan iklim Indonesia yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini