Tompi Jadikan Kasus Ratna Sarumpaet Pelajaran Berharga, Ini Sebabnya

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Meski tidak bisa menerima kebohongan yang dilakukan Ratna Sarumpaet, Teuku Adifitrian meminta masyarakat menjadikan kasus itu sebagai pelajaran berharga.

Lelaki yang lebih dikenal dengan Tompi itu tidak membayangkan seandainya kasus kebohongan Ratna itu tidak terbongkar, mungkin akan banyak yang terpancing melakukan tindak kekerasan atas nama Ratna Sarumpaet.

“Walaupun saya sangat-sangat tidak suka dengan kejadian itu, bukan orangnya tapi kejadiannya. Saya sangat tidak bisa menerima kejadian itu dan enggak kebayang rasanya kalau orang percaya dan keburu mengamuk,” ujar Tompi di Jakarta, Kamis 11 Juli 2019.

Tompi juga ‘terlibat’ dalam kasus itu karena sebagai orang pertama yang menyatakan wajah lebam Ratna akibat tindak kekerasan. Dia yang menyatakan kondisi tersebut akibat Ratna melakukan operasi plastik.

Sahabat penyanyi Glenn Fredly itu bahkan diajukan sebagai saksi dalam persidangan Ratna.

Namun, jauh di lubuk hatinya, Tompi mengharapkan ibuda artis Atiqah Hasiholan tersebut tidak dihukum atau setidak-tidaknya dihukum seringan-ringannya.

Alasannya yang bersangkutan sudah mengakui kesahalannya dan sudah berusia lanjut.

Sidang putusan atas kasus Ratna Sarumpaet akan dibacakan hari ini, sebagai orang yang pernah menjadi saksi, Tompi berharap ibu dari Atiqah Hasiholan itu terbebas dari hukuman penjara.

“Saya berharap, sejujurnya saya berharap beliau tidak dihukum. Saya berharap beliau tidak dihukum, mudah-mudahan ini jadi pelajaran yang mahal, tapi kita kan enggak bisa beropini base on maunya saya. Ada regulasi, dan problemnya ada di regulasi ini,” ujar Tompi ditemui dalam acara peluncuran “Men/o/logy di Jakarta, Kamis.

Menurut Tompi, apa yang sudah dialami oleh Ratna harusnya bisa dijadikan sebuah pelajaran yang berharga. Dengan Ratna yang mengakui perbuatannya, pelantun “Sedari Dulu” itu merasa sudah lebih dari cukup.

“Banyak pertimbangan kemanusiaan lah, walaupun saya sangat-sangat tidak suka dengan kejadian itu, bukan orangnya tapi kejadiannya. Saya sangat tidak bisa menerima kejadian itu dan enggak kebayang rasanya kalau orang percaya dan keburu mengamuk,” jelas Tompi.

Dia melanjutkan, “Karena kan isunya digembos, seolah-olah pihak lawan politik yang menghajar. Ketangkapnya kan gitu, orang awam menangkapnya begitu seolah-olah dihajar. Itu bahaya banget, kita enggak tahu akan ada angka aksi yang mana lagi. Tapi akhirnya terungkap dan ternyata hanya isu hoaks doang, tapi pun demikian ternyata destruksinya tidak berlanjut dan beliau juga sudah mengaku.”

Kalaupun harus mendapatkan hukuman, personel Trio Lestari ini berharap hakim pengadilan memberikan hukuman yang paling ringan.

“Ya saya berharap bisa bebas, kalau dihukum ya seringan-ringannya. Kalau memungkinkan beliau bisa bebas dan kembali ke keluarganya, cukup sih,” tutup Tompi.

Berita Terbaru

Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota.

Mata Indonesia, Gunungkidul - Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kab. Gunungkidul, Gus H. Luthfi Kharis Mahfudz menyampaikan, dalam menjaga Toleransi antar umat beragama dan keamanan wilayah. GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota untuk Pengamanan Nataru di Berbagai Wilayah di Kab. Gunungkidul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini