MATA INDONESIA, BEIJING – Pada 21 September 2021, Direktur Perusahaan Evergrande Pengembang Properti Cina Xu Jiayin memiliki utang USD 300 miliar. Ia menulis surat untuk seluruh karyawan perusahaan yang ia pimpin.
Ia menulis saat perusahaan terancam bangkrut, ”Saya meyakini dengan kerja sama di antara jajaran pimpinan dan seluruh karyawan jika kita terus berjuang, tabah menjalani perjuangan ini, kita akan bisa keluar dari masa-masa gelap ini segera.”
Evergrande tercatat memiliki utang USD 300 miliar atau Rp 4.260 triliun. Menurut sejarah, belum pernah ada perusahaan di dunia yang memiliki utang sebesar itu. Jika Evergrande gagal membayar bunga dan tidak bisa mengembalikan utangnya, maka akan mengakibatkan kekacauan keuangan global.
Pada bulan Januari, pemerintah pusat Beijing menerapkan peraturan baru untuk mengontrol utang perusahaan-perusahaan properti. Sehingga Evergrande tidak bisa membayar cicilan bunga.
Xu Jiayin
Ia dikenal dengan nama Hui Ka Yan, dilahirkan pada tahun 1958 di desa Jutaigan, Provinsi Henan, Cina Barat. Ayahnya adalah anggota Tentara Revolusioner dan turut melawan Jepang saat pertempuran. Sementara itu, sang ibu meninggal sebelum ia berusia 1 tahun.
Ia pun diasuh sampai besar oleh neneknya. Menurut media Cina, sebelum seperti sekarang, Xu Jiayin pernah menjadi sopir traktor dan bekerja di pabrik semen.
Awal 1970-an, ia masuk ke Institut Besi dan Baja Wuhan, yang sekarang bernama Universitas Sains dan Teknologi Wuhan. Setelah lulus, ia bekerja di pabrik besi dan baja selama beberapa tahun.
Sampai di tahun 1996, ia mendirikan Evergrande Group. Evergrande melakukan investasi properti yang membuat perusahaannya mendapat dana USD 722 juta saat menawarkan saham di tahun 2009.
Pada tahun 2018, Brand Finance memosisikan Evergrande sebagai perusahaan real estate dengan nilai terbesar di dunia. Sebanyak 70% saham Evergrande dimiliki Xu Jiayin, hal itu membuat nilai kekayaan dirinya menembus hampir USD 11 miliar.
Ia menjadi buah bibir saat membeli klub sepak bola di Guangzhou pada tahun 2010 seharga USD 15 juta.
Empat tahun kemudian, Xu Jiayin menjual saham klub ke perusahaan e-commerce Alibaba seharga USD 192 juta. Setelah itu, ia mengubah nama klub menjadi Guangzhou Evergrande. Ia rela mengeluarkan banyak uang untuk mendatangkan pelatih dan pemain internasional.
Atas dugaan dari beberapa kalangan, sebab kesuksesan Evergrande yaitu karena relasi kuat Xu Jiayin dengan pejabat-pejabat penting. Namun, bagi Xu Jiayin, kesuksesan yang ia raih karena pendidikan, negara, masyarakat, dan jasa partai komunis.
Reporter: Annisaa Rahmah