Eksekusi Mati dan Pemotongan Anggota Tubuh Kembali Ditepkan di Afghanistan

Baca Juga

MATA INDONESIA, KABUL – Pejabat Taliban menegaskan bahwa pemerintah baru akan menerapkan hukuman berat, termasuk eksekusi mati dan pemotongan anggota tubuh sebagai hukuman bagi para pelaku kejahatan di Afghanistan.

Sejak menguasai Afghanistan pada 15 Agustus, Taliban mencoba menebar pesona untuk merehabilitasi citra garis keras mereka dari era sebelumnya (1996-2001) ketika mereka melakukan eksekusi di depan umum, mencambuk pria yang tidak sholat di masjid, membatasi gerakan perempuan, serta interpretasi ekstrim dari hukum Syariah Islam versi Taliban.

Pemerintah baru Taliban sebagian besar terdiri dari anggota kelompok senior. Di mana kelompok tersebut membubarkan Kementerian Urusan Perempuan dan membawa kembali Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan.

Akan tetapi, Taliban tampaknya tidak banyak mengubah sejumlah nilai inti mereka seperti yang ditekankan Mullah Nooruddin Turabi bahwa Taliban akan melakukan hukuman yang dianggap tepat. Dalam wawancaranya dengan The Associated Press, Mullah Nooruddin juga menuntut masyarakat internasional untuk tidak ikut campur.

“Semua orang mengkritik kami atas hukuman di stadion (eksekusi publik), tetapi kami tidak pernah mengatakan apa pun tentang hukum dan hukuman mereka. Tidak ada memberi tahu kami seperti apa seharusnya hukum kami. Kami akan mengikuti Islam dan kami akan membuat hukum kami berdasarkan Al-Qur’an,” tutur Turabi, melansir Al Arabiya, Jumat, 24 September 2021.

Turabi, yang merupakan kepala Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan selama era Taliban sebelumnya, mengatakan bahwa kejahatan pembunuhan akan dihukum dengan eksekusi publik, yang biasa ditembakkan oleh kelompok itu dengan satu peluru ke kepala.

Namun, pilihan tetap ada bagi keluarga korban yang terbunuh untuk memilih menerima uang darah untuk menyelamatkan nyawa pembunuhan. Sementara pencuri akan dihukum dengan potong tangan dan untuk perampokan di jalan raya, hukumannya adalah potong tangan dan kaki.

“Pemotongan tangan sangat diperlukan untuk keamanan karena efek jeranya, kata Turabi.

Turabi mengatakan bahwa kali ini, Taliban akan memiliki hakim untuk mengadili kasus sebelum memberikan hukuman. “Kami berubah dari masa lalu,” tegasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini