Alhamdulillah, Verawaty Fajrin Dapat Bantuan Rp350 Juta dari Erick Thohir

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Legenda bulutangkis Indonesia, Verawaty Fajrin mendapatkan bantuan sebesar 350 juta Rupiah yang diserahkan Menteri BUMN, Erick Thohir.

Bantuan itu diberikan Erick saat menjenguk Verawty di Rumah Sakit Dharmais, Rabu 22 September 2021 bersama Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar. Saat ini peraih medali emas Asian Games 1978 itu sedang berjuang melawan kanker paru-paru.

Erick memberikan semangat dan berdoa agar Verawaty bisa sembuh. Dia juga meminta Verawaty tak perlu pusing memikirkan biaya dan fokus ke proses penyembuhan.

“Cepat sembuh ya, mbak Vera. Sudah jangan banyak memikirkan yang terlalu berat. Insya Allah, dibantu oleh BNI dan juga pemerintah, atas kesulitan yang dialami. Fokus saja pada pengobatan agar benar-benar bisa pulih,” ujar Erick.

“Siapa yang tidak kenal Verawaty Fajrin? Legenda bulutangkis yang sudah memberikan banyak hal kepada Indonesia ketika menjadi atlet. Nasionalismenya tidak diragukan, bahwa ia menjadi salah satu simbol pluralisme yang ditularkan melalui cabang bulutangkis,” katanya.

Erick menyebut, apa yang diberikan dirinya dan BNI saat ini masih belum sebanding dengan perjuangan dan pencapaian yang diraih Verawaty untuk Indonesia.

“Apa yang saya dan BNI lakukan hari ini, tidak sebanding dengan pencapaian yang sudah ditorehkan. Mari sama-sama kita doakan agar Verawaty bisa segera pulih,” ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga memberikan bantuan untuk pengobatan Verawaty sebesar 100 juta Rupiah yang diserahkan oleh Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, Senin 20 September 2021.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini