Pengungsi Afghanistan Ungkap Kebijakan Hotel di Inggris Bak Penjara

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Warga negara Afghanistan yang dievakuasi ke Inggris dilarang meninggalkan hotel sementara mereka setelah menyelesaikan periode karantina wajib. Sebagaimana diketahui, banyak warga Afghanistan yang memutuskan meninggalkan negara tersebut usai Taliban mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus.

Beberapa pengungsi Afghanistan menggambarkan situasi hotel yang mereka tempati layaknya sebuah penjara. Untuk diketahui, mayoritas warga Afghanistan yang dievakuasi ke Negeri Ratu Elizabeth tinggal di Hotel London Heathrow.

Dan mereka yang tinggal di hotel tersebut mengungkapkan bahwa mereka diperingatkan untuk menghindari keluar hotel kecuali dikawal oleh penjaga keamanan dan hanya diizinkan berjalan kaki maksimal 20 menit untuk berolahraga.

“Kebijakan keamanan berlaku untuk semua hotel karantina warga Afghanistan di Inggris,” demikian sumber pemerintah mengatakan kepada surat kabar The Times.

Bahram, seorang mantan pekerja sektor publik Afghanistan tinggal di hotel Heathrow dan seharusnya disediakan akomodasi ketika masa karantinanya berakhir pekan lalu. Namun keluarganya, termasuk empat anaknya, tidak diizinkan keluar kecuali untuk jalan-jalan.

 “Anak-anak kami tertekan dan frustrasi dan kami tidak tahu apa yang terjadi,” kata Bahram yang berusia 35 tahun itu.

“Kami tidak memiliki akomodasi untuk dituju dan prosedurnya tidak adil. Orang-orang yang datang ke hotel setelah kami dipindahkan sebelum kami,” sambungnya.

Namun, sumber keamanan di hotel mengatakan bahwa pengungsi yang ingin keluar hotel untuk berolahraga dan mencari udara segar akan diizinkan setelah menghubungi pihak keamanan hotel.

“Mereka dapat berolahraga untuk mencari udara segar dan menghubungi kami kapan saja. Namun, jika seseorang ingin keluar dan membeli rokok, kami tidak akan mengizinkannya,” kata sumber keamanan Hotel London Heathrow.

Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris telah mengirim surat komunikasi kepada warga Afghanistan di hotel yang mengatakan bahwa mereka akan dibawa keluar dari karantina dan juga dapat pergi jika mereka memiliki tempat tinggal lain.

Seorang juru bicara hotel mengatakan bahwa para manajer telah memilih untuk mengikuti pedoman pemerintah mengenai para pengungsi Afghanistan.

 “Ini termasuk aturan tentang istirahat olahraga dari kamar. Keselamatan dan kesejahteraan tamu dan karyawan selalu menjadi prioritas utama kami,” kata mereka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini