MATA INDONESIA, JAYAPURA – Wacana penggunaan mahkota burung cenderawasih untuk disematkan kepada tetamu yang menghadiri PON XX 2021 di Papua menuai penolakan dari pemimpin daerah hingga para tokoh adat.
Alasannya karena mahkota burung cenderawasih tak bisa dipakaikan sembarangan kepada orang yang bukan seorang raja atau pemimpin, menurut kebiasaan dan tatanan adat orang Papua. Burung cenderawasih bagi orang Papua adalah burung surga, burung yang membawa harapan atas keagungan Tuhan bagi tanah Papua.
Berikut tanggapan beberapa orang Papua soal pengunaan mahkota burung cenderawasih, yang dihimpun dari berbagai sumber, Minggu 5 Agustus 2021.
Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano mengatakan bahwa semua orang Papua tidak menginginkan mahkota burung cenderawasih itu dipakai secara sembarangan.
“Karena mahkota burung cenderasih itu sebagai lambang kebesaran. Dan saya mendukung itu. Mari kita modifikasi burung cenderawasih dalam logo dan souvenir untuk menyambut PON XX 2021 ini,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu masyarakat adat Port Numbay, Henokh Ondi. Menurutnya, selama mahkota burung cenderawasih itu imitasi silakan saja disematkan. Tetapi jika mahkota burung cenderawasih itu dalam bentuk kramasi sebaiknya jangan disematkan.
“Mahkota burung cenderawasih itu simbol kebesaran, simbol dari seorang ondoafi (pemimpin adat). Dan hanya ondoafi yang boleh menggunakannya, lain dari itu tidak. Jadi mahkota burung cendewasih itu adalah simbolisasi dari kekuasaan budaya Papua,” katanya.
Penolakan serupa juga disampaikan oleh ondoafi masyarakat adat Kampung Demoiksi, Distrik Yokari, Kabupaten Jayapura, Penehas Ondoapo.
“Mahkota burung cenderawasih itu tanda dari kebesaran seorang ondoafi, dan tidak bisa orang lain pake sembarangan kalau dia bukan ondoafi,” ujarnya.
Duta Pembangunan Berkelanjutan Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia, Gracia Josaphat Jobel Mambrasar atau Billy Mambrasar juga menolak secara tegas penggunaan mahkota dari burung cendrawasih untuk dijadikan suvenir pada PON Papua 2021. Ia mengajak masyarakat Papua untuk bersama-sama melindungi Burung Cendrawasih agar tidak punah dan kelestariannya masih tetap terjaga.
“Mari bersama kita lindungi Burung Cendrawasih, fauna cantik kebanggaan Tanah Papua. Masih banyak suvenir khas Papua yang tidak harus merusak alam,” kata Mambrasar, yang juga menjadi Staf Khusus Presiden Joko Widodo itu.
Bupati Kepulauan Yapen,Tonny Tesar, S.Sos dengan tegas menolak pula penggunaan mahkota burung cenderawasih jika benar-benar dijadikan suvenir pada pelaksanaan PON Papua.
“Kami dengan keras menolak penggunaan mahkota cenderawasih sebagai suvenir untuk diberikan kepada pemenang atau tamu- tamu yang datang pada pelaksanaan PON nanti,” kata Tonny Tesar kepada RRI.
Menurut Bupati Tonny Tesar, keberadaan burung cenderawasih sudah semakin langkah sehingga spesies burung endemik ini termasuk dalam kategori hewan yang wajib dilindungi. Untuk itu ia meminta Presiden Joko Widodo untuk tidak menerima suvenir burung cenderawasih dalam bentuk apapun.
“Kami berharap Presiden Joko Widodo untuk bisa mendengar dan tidak mau menerima suvenir burung cenderawasih ini dalam bentuk apapun yang diawetkan, namun kalau terbuat dari plastik silakan saja,” kata Tonny Tesar.