MATA INDONESIA, KABUL – Deputi Perwakilan Khusus dan Koordinator Kemanusiaan di Afghanistan, Ramiz Alakbarov menekankan bahwa PBB tetap bertekad memberikan lebih banyak dana untuk membantu jutaan orang yang bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup.
Ia juga melaporkan bahwa lebih dari setengah balita menderita gizi buruk dan lebih dari sepertiga warga tidak mendapatkan cukup makan. Dengan bantuan dana, katanya, akan mencegah Afghanistan yang kini dipimpin oleh Taliban jatuh ke dalam bencana, khususnya kelaparan.
“Sangat penting bagi kita untuk mencegah Afghanistan jatuh ke dalam bencana kemanusiaan lebih lanjut dengan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyediakan barang-barang penting yang dibutuhkan Afghanistan saat ini,” kata Ramiz Alakbarov, melansir situs resmi PBB.
“Dan itu untuk mendukung makanan, layanan kesehatan dan perlindungan, dan barang-barang non-makanan, kepada mereka yang sangat membutuhkan,” sambungnya saat berbicara dari ibu kota, Kabul.
Dalam beberapa hari terakhir, PBB telah menerbangkan pasokan medis ke bandara Mazar-i-Sharif di Afghanistan utara. Sementara sekitar 600 metrik ton makanan dikirim dengan truk yang datang dari perbatasan Pakistan.
Tim PBB juga telah menyediakan akses air dan sanitasi kepada masyarakat, serta layanan perlindungan, termasuk kepada sekitar 800 anak di bandara Kabul. Namun, Alakbarov mengatakan Program Pangan Dunia (WFP) bisa kehabisan stok pada akhir September.
“Bagi kami untuk menjaga permintaan saat ini, kami membutuhkan setidaknya 200 juta USD hanya untuk sektor pangan, untuk dapat menyediakan pangan bagi mereka yang paling rentan. Dan mereka yang paling rentan adalah anak-anak,” tuturnya.
Alakbarov mengatakan meskipun Taliban telah memberikan jaminan dan akses kemanusiaan bervariasi dari provinsi ke provinsi karena beberapa masalah, termasuk sejauh mana perempuan diizinkan untuk tetap bekerja.
Taliban mengejutkan banyak pihak karena berhasil mengusai wilayah Ibu Kota Kabul dan menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan pada Minggu (15/8). Ini terbilang singkat karena hanya sekitar tiga bulan sejak pertama kali Taliban melancarkan serangan.
Puncaknya pada Agustus, di mana Taliban berhasil merebut ibu kota provinsi pertama, yaitu Zaranj. Pada hari berikutnya, Taliban hingga merebut Kota Kunduz di utara. Puncaknya pada 15 Agustus, di mana akhirnya sukses menguasai ibu kota, sekaligus membuat Presiden Ashraf Ghanis melarikan diri ke Uni Emirat Arab.