Kekalahan AS di Afghanistan = Pelajaran untuk Penjajah Lain

Baca Juga

MATA INDONESIA, KABUL –  Kelompok Taliban merayakan kepergian Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO-nya pada Selasa (31/8), beberapa jam setelah pesawat terakhir AS meninggalkan bumi Afghanistan.

Meski demikian, Taliban yang resmi berkuasa pada 15 Agustus 2021 itu menegaskan bahwa mereka ingin memiliki hubungan diplomatik yang baik dengan AS dan seluruh negara di dunia.

Keberangkatan terakhir dari evakuasi AS menandai berakhirnya intervensi militer selama 20 tahun. Presiden AS, Joe Biden mengatakan bahwa 90 persen warga negara AS telah dievakuasi dari negara itu, dan sekitar 100-200 masih tersisa.

“Selamat kepada Afghanistan … kemenangan ini milik kita semua,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid pada konferensi pers yang diadakan dari landasan pacu bandara Kabul, melansir Deutsche Welle.

“Kami ingin menjalin hubungan baik dengan AS dan dunia. Kami menyambut baik hubungan diplomatik dengan mereka semua,” tambahnya.

Taliban kini resmi memegang kendali penuh atas Bandara Internasional Hamid Karzai di Kota Kabul. Kendaraan mereka melaju bolak-balik di sepanjang landasan pacu, menunjukkan korps pasukan khususnya berlatih di bandara tersebut.

“Kekalahan Amerika Serikat di Afghanistan adalah pelajaran besar bagi penjajah lain dan untuk generasi masa depan kita. Ini juga pelajaran bagi dunia,” kata Mujahid.

Mohammad Naeem, juru bicara kantor politik Taliban di Qatar, mengungkapkan sentimen serupa dalam sebuah video yang diposting online. Kemenangan yang didapat, katanya, merupakan pemberian Tuhan usai 20 tahun perjuangan.

“Alhamdulillah semua penjajah telah meninggalkan negara kami sepenuhnya. Kemenangan ini diberikan kepada kita oleh Tuhan,” kata Mohammad Naeem.

“Itu karena pengorbanan selama 20 tahun oleh para mujahidin dan para pemimpinnya. Banyak mujahidin mengorbankan hidup mereka,” sambungnya, mengacu pada pejuang Taliban.

Banyak orang Afghanistan takut hidup di bawah rezim Taliban, yang memerintah negara itu dari tahun 1996 hingga 2001. Pasalnya, pemerintahan sebelumnya ditandai dengan perlakuan buruk terhadap para perempuan dan anak perempuan, pelanggaran hak asasi manusia, serta sistem peradilan yang brutal.

Bandara Kabul telah mengalami beberapa kekacauan setelah Taliban menguasai ibu kota, termasuk istana presiden, pada 15 Agustus. Ribuan warga Afghanistan bergegas ke bandara berharap untuk melarikan diri dari negara itu.

Pada satu titik, beberapa dari mereka menjemput ajal setelah mati-matian menempel di sisi jet kargo AS saat lepas landas. Selain itu, ledakan bom bunuh diri di luar Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, pada Kamis (26/8) turut menewaskan ratusan warga sipil dan 14 pasukan AS.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Tindak Tegas Produsen Nakal Minyakita

Oleh : Rivka Mayangsari *) Pemerintah menunjukkan sikap tegas dalam menindak para produsen minyak goreng yang tidak bertanggung jawab dan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini