Media Cina: Biden Pantas Ditertawakan!

Baca Juga

MATA INDONESIA, BEIJING – Setelah berbulan-bulan melakukan penelitian, Komunitas Intelijen belum menemukan asal usul pasti pandemi Covid-19. Hasil ini yang digunakan media pemerintah Cina untuk mendiskreditkan Presiden Joe Biden.

Biden menerima laporan rahasia tentang asal Covid-19 dari Komunitas Intelijen pada Selasa (24/8), menurut The Washington Post. Harapannya adalah laporan tersebut akan menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang asal-usul Covid-19.

Akan tetapi Komunitas Intelijen dilaporkan masih belum dapat mencapai konsensus tentang apakah virus itu terjadi secara alami atau berasal dari kebocoran laboratorium di Kota Wuhan.

Cina dengan keras menyangkal bahwa pandemi dimulai karena kecelakaan di pusat laboratorium di Kota Wuhan. Menjelang rilis laporan tersebut, Global Times, outlet media yang dikelola pemerintah mengecam penyelidikan asal usul Covid-19 karena dipimpin oleh Komunitas Intelijen dan bukan ilmuwan.

“Memiliki tim intelijen untuk mencari asal virus cukup menggelikan dan tidak mengherankan bahwa Biden akan berakhir tanpa jawaban pasti,” kata ahli virologi di Universitas Wuhan, Yang Zhanqiu.

“Tetapi jika Biden mencari penyelidikan lain, itu akan menurunkan kredibilitas pemerintahannya dan menjadikannya bahan tertawaan,” sambung Yang Zhanqiu kepada Global Times, melansir News Week, Rabu, 25 Agustus 2021.

Pada Mei, Presiden Biden memerintahkan Komunitas Intelijen menggandakan upaya mereka untuk membawa dunia lebih dekat ke kesimpulan yang pasti mengenai asal mula pandemi Covid-19.

Pada saat perintah, dua elemen Komunitas Intelijen condong ke hipotesis bahwa virus yang telah menewaskan jutaan jiwa di dunia itu berasal secara alami dan satu elemen lainnya, condong ke arah kecelakaan laboratorium.

Setelah 90 hari waktu yang diberikan Presiden Biden kepada Komunitas Intelijen untuk memberikan penilaian yang diperbarui, tampaknya sedikit yang diketahui secara pasti tentang asal mula pandemi Covid-19.

Ada kemungkinan bahwa Direktur Intelijen Nasional, Avril Haines mengisyaratkan bisa terjadi pada Juni. Sementara Komunitas Intelijen berharap menemukan senjata api, Haines mengatakan kepada Yahoo! bahwa penyelidikan itu hal yang menantang untuk dilakukan.

Sebuah tim yang terdiri dari pakar internasional dan Cina menarik kesimpulan yang sama dengan Komunitas Intelijen setelah misi investigasi ke Negeri Tirai Bambu. Beijing menggunakan laporan itu sebagai pembenaran dari labnya, karena para peneliti menganggap hipotesis kebocoran laboratorium sebagai kemungkinan yang paling kecil dari empat skenario yang mungkin terjadi.

Pada Senin (23/8), juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Wang Wenbin menolak validitas laporan Komunitas Intelijen. Wang menyebut laporan tersebut sebagai anti-sains.

“Komunitas intelijen AS memiliki catatan sejarah yang buruk. Tidak mungkin menyusun laporan berdasarkan fakta dan kebenaran. Laporan ini tidak lain adalah tambal sulam dari apa yang disebut bukti berdasarkan kesimpulan yang telah ditentukan, dengan tujuan mengubah menyalahkan orang lain. Itu sama sekali tidak kredibel,” tutur Wang.

Laporan Komunitas Intelijen meninggalkan banyak pertanyaan yang masih belum terjawab, menurut The Washington Post, termasuk bagaimana virus dapat berpindah dari hewan ke manusia, bagaimana virus itu dapat keluar dari laboratorium dan kapan dan di mana pandemi dimulai.

Menjawab pertanyaan-pertanyaan itu sebagian besar akan bergantung pada kerja sama Cina, yang kemungkinan besar tidak akan diterima oleh AS dan bahkan komunitas global.

Banyak juga yang mempertanyakan kemampuan Cina untuk jujur, mengingat sifat negara yang tertutup, sehingga sulit bagi orang untuk percaya pada apa yang diberitahukan kepada mereka tentang hari-hari awal pandemi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jaga Ketahanan Pangan, DP3 Sleman Siapkan Strategi Mitigasi Dampak Perubahan Iklim di Sektor Pertanian

Mata Indonesia, Sleman - Plt. Kepala Dinas Pertanian,Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman menyatakan pentingnya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam memahami strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di lingkungan wilayahnya, untuk menjaga produksi dan ketahanan pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini