MATA INDONESIA, PYONGYANG – Di tengah krisis pangan nasional, stasiun televisi pemerintah Korea Utara justru menanyangkan sebuah kartun yang menceritakan tentang bahaya obesitas. Kartun tersebut memperingatkan anak-anak Pyongyang terhadap obesitas dan makan berlebihan.
Seorang jurnalis yang berbasis di Seoul Chad O’Caroll dari situs berita dan analisis NKNews melaporkan, kartun tersebut menceritakan dua gadis tengah berjalan di jalan-jalan kota selama musim dingin.
Salah satu dari mereka menegur temannya yang lebih gemuk karena ingin pulang dengan naik bus. Sementara temannya menyarankannya dengan berjalan kaki, seperti dilansir Yahoo News, Rabu, 25 Agustus 2021.
Pasangan itu kemudian pergi ke rumah gadis pertama dan gadis yang lebih ramping berlatih akrobat sementara temannya mengemil dan tertidur di sofa. Koresponden analitik senior NKNews Colin Zwirko mentweet bahwa rezim Korea Utara juga dapat menggunakan kartun itu untuk menunjukkan kemakmuran di negara tersebut.
Ini bukan pertama kalinya Korea Utara menggunakan kartun sebagai sarana propaganda. Serial lama berjudul “Squirrel and Hedgehog,” yang tayang dari tahun 1970-an hingga 2010-an menampilkan karakter hewan yang dilengkapi dengan peralatan militer untuk mempertahankan tanah air mereka dari penjajah.
Serial ini secara luas dianggap sebagai propaganda militer. Para ahli secara teratur meneliti televisi negara Korea Utara, acara politbiro, dan diktator Kim Jong Un untuk mengumpulkan petunjuk tentang rezim rahasia tersebut.
Kartun tersebut ditayangkan bertepatan dengan penyusutan berat badan sang pemimpin, Kim Jong Un yang menarik perhatian. Kim diyakini telah kehilangan banyak berat badan selama dua bulan terakhir.
Media pemerintah Korea Utara melaporkan bahwa warga Pyongyang patah hati atas kondisi tubuhnya yang kini kurus. Sementara Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan memperkirakan Kim kehilangan lebih dari 40 pon pada Juli dan foto-foto terbarunya menunjukkan bahwa Kim lebih kurus.
Pada Juni, Kim mengatakan secara terbuka bahwa negara itu menghadapi kekurangan pangan yang parah, dan menyebut situasinya tegang. Awal bulan ini, NIS melaporkan bahwa rezim membagikan cadangan beras darurat militer – sebuah indikasi betapa putus asanya krisis tersebut.