MATA INDONESIA, JAKARTA-Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dilibatkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) dalam perencanaan ibukota baru.
Mereka nantinya bakal mengkaji antara lain Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan, Pembangunan Ibukota Negara (IKN), Pembangunan Kepariwisataan serta Pembangunan Rendah Karbon/Ekonomi Hijau/Ekonomi Sirkular.
Ketum PII Heru Dewanto mengatakan untuk Indonesia yang lebih baik, semua pihak harus memberikan yang terbaik untuk negara, termasuk para insinyur yang menurutnya harus bisa memberikan yang terbaik untuk menjawab permasalahan-permasalahan di Indonesia.
“Para insinyur tidak hanya dituntut untuk membangun energi baru terbarukan untuk menggantikan energi fosil, tapi juga ditantang untuk melakukan transisi energi menuju sistem ketenagalistrikan, yang mampu membuka potensi energi terbarukan di berbagai daerah di nusantara,” ujarnya.
Menurutnya, para insinyur yang nanti terlibat dalam pembangunan IKN, tidak hanya ditantang untuk membangun kota yang smart, green, sustainable, modern, berstandar internasional dan bisa jadi identitas bangsa, akan tetapi juga ditantang untuk membangun IKN yang bisa mendorong perekonomian negara.
“Menjadi big push strategi pemulihan ekonomi nasional, acuan standar baru ibukota dunia, menjadi cawan bagi ledakan kelahiran inovasi teknologi anak bangsa, dan menjadi pusat keuangan regional dan dunia yang baru,” katanya.
Ia mengatakan para insinyur ditantang untuk mengubah paradigma ekonomi linear menjadi ekonomi sirkular, untuk memastikan pertumbuhan ekonomi hijau yang berkualitas dan berkelanjutan.
Sekretaris Kementerian PPN/Bappenas, Himawan Hariyoga menambahkan dalam kondisi pandemi seperti saat ini semua pihak tidak bisa lagi berpikir dengan cara yang sama.
Harusnya kata dia, ada paradigma dan pendekatan baru yang diterapkan, termasuk dalam pembangunan nasional.
“Kita memerlukan paradigma dan pendekatan baru dalam perumusan kebijakan pembangunan nasional, tidak cukup pemerintah bergerak sendirian, diperlukan kerjasama multipihak yang salah satunya dibutuhkan kerjasama dengan PII,” ujarnya.
Ia juga berharap paradigma dan pendekatan baru, dapat diterapkan dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru, yang rencananya dibangun di wilayah Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara yang keduanya masuk di wilayah Kalimantan Timur.
“Pengembangan IKN sebagai ajang pengembangan inovasi dan teknologi para insinyur. IKN diarahkan sebagai kota dunia untuk semua, simbol negara maju,” katanya.