MATA INDONESIA, KUALA LUMPUR – Kabinet Malaysia yang dipimpin oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin resmi mengajukan pengunduran dirinya kepada Raja Al-Sultan Abdullah. Hal ini dilaporkan oleh Menteri Sains, Khairy Jamaluddin.
Kendaraan dinas Muhyiddin dengan diiringi sejumlah polisi tiba di istana pada pukul 12.20 waktu setempat (11.20 WIB). Muhyiddin sebelumnya menghadap Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agung Sultan Abdullah Ri’ayatuddin al-Mustafa Billah, di Istana Negara Kuala Lumpur.
Kekuasaan Muhyiddin melemah dalam beberapa bulan terakhir menyusul pertikaian dalam koalisinya. Pengunduran dirinya akan mengakhiri 17 bulan masa jabatannya yang penuh gejolak, tetapi juga dapat menghambat upaya Malaysia untuk memulai kembali ekonomi yang dilanda pandemi dan mengekang kebangkitan kasus Covid-19.
Sebagaimana diketahui, infeksi Malaysia dan tingkat kematian per juta orang adalah yang tertinggi di Asia Tenggara. Bukan hanya itu, mata uang Ringgit Malaysia juga sebelumnya tergelincir ke level terendah.
Hingga saat ini, tidak segera jelas siapa yang akan menggantikan posisi Perdana Menteri Malaysia, mengingat tidak ada satu pun tokoh yang memiliki suara mayoritas di Parlemen.
Keputusan itu kemungkinan akan diserahkan ke tangan raja konstitusional Raja Al-Sultan Abdullah, yang kemudian akan menunjuk seorang perdana menteri dari antara anggota parlemen terpilih berdasarkan siapa yang menurutnya paling mungkin untuk memimpin.
Sebagai informasi, Muhyiddin menjabat PM Malaysia pada Maret 2020 bukan berdasarkan hasil pemilihan umum, melainkan mengantikan peran tokoh senior, Mahathir Mohamad yang mengundurkan diri.
Ketika itu Muhyiddin memperoleh dukungan dari mayoritas parlemen setelah kubu koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar Ibrahim gagal mempertahankan mayoritas suara untuk mempertahankan cengkraman di pemerintahan.
