Setara Institute: Mahasiswa UIN Paling Konservatif dalam Beragama

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Mahasiswa UIN Jakarta dan Bandung dianggap yang paling konservatif dalam beragam. Hal itu berdasarkan penelitian yang dikeluarkan oleh Setara Institute.

Hal itu terungkap setelah Setara Institute melakukan penelitian model beragama mahasiswa di 10 Perguruan Tinggi di Indonesia, yakni Universitas Indonesia, UIN Jakarta, UIN Bandung, IPB, ITB, Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Yogyakarta, UGM dan Universitas Mataram.

Dalam penelitiannya, Setara Institute menggunakan metode kuantitatif dengan mengambil sampel 1000 mahasisawa dari beragam agama dan lama studi dan margin of error 3,3 persen serta tingkat kepercayaan 93 persen.

Peneliti senior Setara Institute, Noryamin Aini menghasilkan temuan kalau kampus-kampus yang berlatar belakang agama memiliki mahasiswa yang memperlihatkan kecenderungan beragama yang lebih konservatif.

“Yang terlihat dari penelitian ini, kampus-kampus agama itu cenderung, mahasiswanya memperlihatkan kecenderungan beragama yang lebih konservatif,” ujar Noryamin di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu 30 Juni 2019.

Alasannya, kenapa kampus agama cenderung menampilkan pola perilaku mahasiswa yang konservatif, karena memang penekanan agama itu begitu dominan dan mungkin terpisah dari unsur lain.

Dari hasil penelitian itu, ditemukan kalau mahasiswa di lima perguruan tinggi, yakni UIN Jakarta, UIN Bandung, IPB, Universitas Mataram, dan Universitas Negeri Yogyakarta mahasiswa memiliki nilai konservatifme yang tinggi.

Sedangkan untuk perguruan tinggi lainnya, seperti seperti UI dan ITB memiliki latar belakang mahasiswa yang lebih beragam dibandingkan lima kampus yang tadi disebutkan. Sehingga pola beragama di kampus-kampus itu juga lebih substansialis dan inklusif.

“Terlihat tadi ada lima kampus yang mereka cenderung inklusif lebih nasionalis. Itukan yang latar belakang mahasiswanya elitis lah kalau dibilang. UI, ITB, Brawijaya, lalu kemudian Unair. Kemudian perlu yang lain melacar umpamanya di IPB mahasiswanya dari latar belakang status sosial relatif sama enggak dari UI? Dari ITB? Saya kira akan ada yang berbeda,” katanya.

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini