MATA INDONESIA, JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia telah keluar dari resesi dengan kenaikan pertumbuhan sebesar 7,07 persen secara tahunan (year-on-year) pada kuartal II 2021.
Ekonom memandang kunci yang menentukan apakah perekonomian Indonesia berkembang ke arah yang sepatutnya atau tidak baru akan terlihat pada kuartal III 2021.
“(Keluar dari resesi) masih belum teruji, masih belum berkelanjutan. Jadi sebenarnya, di kuartal III inilah kunci pemulihan ekonomi, apakah kita memang pulih ke arah yang memang sepatutnya, ke arah sebelum pandemi, ataukah kita masih terseok-seok di tengah-tengah,” ujar Kepala Center of Industry, Trade, and Investment INDEF Andry Satrio Nugroho.
Sementara itu, kondisi perekonomian Indonesia di kuartal III 2021 sangat bergantung dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad dalam kesempatan yang sama.
“Semakin jauh kita menangani Covid, PPKM semakin panjang, maka pertumbuhan ekonomi kita semakin rendah,” katanya.
Ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III 2021 akan berada di rentang 3-4 persen. Namun, proyeksi tersebut bisa terwujud apabila PPKM Level 4 tidak diperpanjang.
“Kalau misalnya (PPKM Level 4) hanya sampai 9 Agustus, mungkin punya peluang di angka empat persen. Tapi, kalau Agustus saja kita memperpanjang PPKM, otomatis agak sulit kita mempertahankan angka empat persen pada kuartal ketiga 2021,” katanya.
Oleh karena itu, ia merekomendasikan peningkatan tracing dalam upaya penanganan Covid-19 agar bisa mengantisipasi kasus kematian sekaligus menurunkan kasus aktif. Percepatan vaksinasi juga ia sebut menjadi kunci penting untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia di kuartal ketiga dan keempat.
“Vaksinasi ini menjadi kunci, bagaimana itu dipercepat paling tidak di kuartal terakhir, 3 dan 4. Ini menjadi penting untuk menjadi kunci agar ekonomi bisa lebih pulih dan berkelanjutan,” katanya.