MATA INDONESIA, WUHAN – Warga dan masyarakat Wuhan panik. Serbuan varian delta virus Covid-19 ke kota ini membuat Otoritas kesehatan Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina segera menggelar tes PCR secara massal. Tak hanya itu, pemerintah langsung menutup sekolah, dan objek-objek wisata.
Hal ini membuat masyarakat menyerbu pusat-pusat perbelanjaan dan memborong barang-barang kebutuhan pokok sebagai persiapan jika wilayah itu ditutup total (lockdown) seperti pada awal tahun 2020. Bus dan kereta bawah tanah yang biasanya ramai, tiba-tiba sepi dalam tiga hari terakhir.
Virus itu seperti bom di Wuhan. Kota ini mengalami trauma berat akibat Covid-19. Padahal sejak Juni 2020, Wuhan sempat mengumumkan kota ini bebas dari COvid-19 karena tidak mencatat kasus infeksi baru.
Dinas Otoritas Kesehatan Wuhan melakukan tes massal PCR pada Rabu 4 Agustus hingga Kamis 5 Agustus 2021 setelah dinas kesehatan Wuhan menemukan kasus Covid-19 varian Delta pada 11 warga Wuhan. Sebuah tayangan video memperlihatkan seorang sopir taksi di Wuhan mengenakan masker, kaus tangan, dan menyemprotkan disinfektan kepada seorang penumpang yang harus mengangkat kaki agar sol sepatunya ikut steril.
”’Orang-orang sudah mulai menimbun makanan, disinfektan, masker, tapi tetap teratur, tidak ada yang rebutan,” kata Chen Jingyuan, warga Wuhan.
Pemerintah Kota Wuhan menjamin ketersediaan bahan-bahan kebutuhan dengan harga tetap. Cheng Cai, seorang dokter di Rumah Sakit Tongji Wuhan yang terlibat dalam peperangan melawan virus selama lebih dari dua bulan pada tahun 2020 mengatakan pihaknya sudah mengerahkan beberapa dokter dan perawat dari rumah sakitnya untuk melaksanakan tes massal. ”Kami dapat mengambil beberapa ribu sampel dalam waktu satu jam,” kata Zheng Jing, dokter Wuhan lainnya.
Wuhan merupakan kota pertama di dunia yang dilanda Covid-19.
Ibu Kota Provinsi Hubei itu juga kota pertama di dunia yang menerapkan lockdown. Pada saat wabah Covid-19 melanda, Pemerintah Wuhan melakukan lockdown selama 76 hari pada 23 Januari-8 April 2020. (Global Time/Antara)