Frustrasi karena Urusan Asmara, Seorang Pria Membakar Kapal Amfibi Milik Angkatan Laut AS

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Seorang pria berusia 20 tahun dituduh membakar sebuah kapal serbu amfibi milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang ditaksir senilai 30 juta USD atau sekitar 430 triliun Rupiah!

Permohonan surat perintah penggeledahan untuk Ryan Sawyer Mays dikeluarkan pada Selasa (3/8). Dasar permintaan surat perintah itu adalah surat pernyataan dari agen khusus Naval Criminal Investigative Service (NCIS).

Ryan dicurigai setelah kebakaran yang terjadi pada 12 Juli 2020 di USS Bonhomme Richard – sebuah kapal berbobot 40 ribu ton yang terbakar selama hampir lima hari yang menyebabkan puluhan orang terluka saat mereka mencoba memadamkan api.

Identitas Ryan sebelumnya tidak dipublikasikan. Dia menghadapi dakwaan termasuk pembakaran dalam yurisdiksi maritim dan teritorial khusus, penggunaan api untuk merusak properti federal, dan membuat pernyataan palsu, menurut pengajuan hukum.

Juru bicara Angkatan Laut AS mengatakan kepada The Daily Beast bahwa jika Angkatan Laut melanjutkan kasus tersebut ke pengadilan militer, maka Ryan akan menghadapi tuduhan pembakaran dan membahayakan kapal dengan sengaja.

Kepala Operasi Angkatan Laut AS, Laksamana Mike Gilday mengatakan kepada wartawan bahwa api membakar 14 dek kapal setelah dimulai di ruang kargo. Suhu di kapal mencapai 1.000 derajat (537,7 C).

Sekitar 400 pelaut dari 16 kapal serta helikopter, Naval Base San Diego Fire Department, dikerahkan untuk membantu para petugas pemadam kebakaran sipil untuk memadamkan api.

Kebakaran tersebut menyebabkan kerusakan pada setiap dek dan sebanyak 71 orang terluka akibat menghirup asap sehingga mengharuskan mereka untuk mendapatkan perawatan.

Sementara, 18 petugas pemadam kebakaran mengajukan klaim kompensasi setelah menderita gegar otak, masalah ortopedi, dan dehidrasi, The Navy Times melaporkan.

Setelah berbicara dengan 177 pelaut yang ditugaskan di kapal yang terbakar, penyelidik NCIS memusatkan perhatian pada Ryan. Salah satu pelaut mengatakan dia telah melihat laki-laki berkulit terang mengenakan baju bersih dan masker wajah bergerak ke bagian belakang kapal.

Saksi bernama Velasco mengatakan bahwa dia tidak mengenali pria yang dia lihat, tetapi kemudian menambahkan bahwa “seorang pelaut bernama Ryan Mays … membenci Angkatan Laut dan Armada AS,”katanya.

Dalam wawancara berikutnya, Velasco mengatakan bahwa ia sangat yakin melihat Ryan bergerak menuju area penyimpanan kendaraan yang lebih rendah dari kapal, yang dikenal sebagai V, sebelum api berkorbar.

Lebih lanjut Velasco menjelaskan, pada jam-jam dan hari-hari setelah kebakaran, dia sadar bahwa orang yang turun ke Lower V pada hari kebakaran itu adalah tinggi dan memiliki perawakan seperti Ryan dengan rambut pirang.

Ryan bergabung dengan Angkatan Laut AS tahun 2019 untuk Bidang Komputer Elektronik Lanjutan. Namun, ia kemudian mengubah tujuan karirnya menjadi Navy SEAL dan dilaporkan keluar lima hari usai pelatihan SEAL.

“Menurut kepemimpinan Angkatan Laut AS, moral dan perilaku pelaut yang bercita-cita menjadi SEAL, dan kemudian mendapati diri mereka melayani dalam peran yang lebih tradisional di kapal Angkatan Laut, seringkali sangat menantang,” demikian pernyatan AL AS.

Selama wawancara 10 jam dengan penyelidik, Ryan mengatakan dia baru saja mengakhiri hubungan dengan seorang pelaut perempuan setelah mengetahui sang kekasih hamil dan ia bukanlah ayah dari bayi yang dikandung.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini