MATA INDONESIA, JAKARTA-Terbentuknya holding ultra mikro diproyeksikan memacu kinerja UMKM di Tanah Air, hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dan Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan.
Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan tujuan pembentukan holding adalah untuk lebih mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia dan langkah ini memiliki kontribusi besar terhadap penyerapan tenaga kerja dan pengentasan kemiskinan.
Langkah pemerintah melalui Kementerian BUMN itu dinilai sangat efektif guna mempercepat pemulihan ekonomi karena terdampak pandemi Covid-19. Hal itu terjadi ketika usaha-usaha masyarakat kecil lebih berdaya.
Apa yang dikatakan Purbaya sangat beralasan. Data Kementerian Koperasi dan UKM menyebut segmen UMKM termasuk UMi berkontribusi terhadap 60 persen lebih perekonomian Indonesia. Bahkan 99 persen usaha yang ada di Tanah Air saat ini masuk dalam kategori UMKM.
Dengan porsi yang sangat besar tersebut, 97 persen dari jumlah pekerja di Indonesia bekerja di sektor UMKM. Di sisi lain, sektor UMKM sangat rentan terdampak pandemi.
“LPS berharap pembentukan holding ini benar-benar dapat mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia karena kinerja setiap perusahaan akan semakin optimal,” katanya.
Sementara itu Trioksa Siahaan berpendapat kinerja positif setiap anggota holding telah terbukti pada masa pandemi Covid-19 ini.
“Dengan kemampuan ekspansi dan penjagaan kualitas pembiayaan dari setiap perseroan, holding ini akan menjadi institusi besar yang juga berdaya saing global,” katanya.
Dia menyebutkan integrasi ekosistem ini membuat ekspansi usaha semakin kuat, sehingga mendorong lebih banyak investor untuk berkontribusi langsung pada pengembangan ultra mikro secara langsung maupun melalui holding ultra mikro.
Lagi pula, ketiga institusi ini dinilai sudah mampu mencari pendanaan dengan penerbitan surat utang. Bahkan, BRI sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia mampu menerbitkan global bond dan sustainability bond yang investornya berasal dari luar negeri.
Trioksa menambahkan integrasi ini pun akan meningkatkan daya saing setiap institusi. “Pasalnya, penggunaan teknologi informasi dan penggunaan big data akan semakin intensif membantu baik pelaku ultra mikro maupun holdingnya sendiri,” katanya.