Pusat Gempa Pacitan Semalam Sangat Dekat dengan Sumber Gempa Merusak 1937

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pusat gempa yang mengguncang Wilayah Selatan Jawa Timur, Selasa 27 Juli 2021 menjelang tengah malam berdekatan dengan pusat gempa yang merusak Pulau Jawa 27 September 1937.

Analisis itu diungkapkan Koordinator bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, Rabu 28 Juli 2021.

“Lokasi sumber gempa Pacitan tadi malam sangat menarik karena berdekatan dengan sumber gempa besar yang mengguncang dan merusak Pulau Jawa pada 27 September 1937,” ujar Daryono.

Menurut katalog sejarah gempa Jawa, pada 1937 terjadi gempa besar yang mengakibatkan kerusakan mencapai skala intensitas VII-IX di Yogyajarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Akibatnya, 2.200 rumah roboh dan beberapa orang meninggal. Episenter atau pusat gempa itu terletak di laut pada jarak sekitar 113 km arah Barat Daya Kota Pacitan dengan guncangan terjauh dirasakan hingga Pulau Lombok.

Sedangkan pusat gempa di selatan Jawa 27 Juli 2021 berada di laut 94 kilometer selatan Kota Pacitan, Jawa Timur pada kedalaman 61 kilometer.

Gempa yang terjadi pada pukul 23.00 WIB itu dirasakan paling kuat dirasakan di Pacitan mencapai skala intensitas III-IV MMI.

Selain itu juga dirasakan di Nganjuk, Karangkates, Blitar, Trenggalek, dan Tulungagung Jawa Timur.

Guncangan dirasakan pula di Kepanjen, Kendal, Madiun, dan Gunung Kidul guncangan dalam skala intensitas II MMI yang dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Hingga pagi ini belum ada laporan terkait dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian gempa tersebut dan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami. Hasil monitoring BMKG belum terjadi aktivitas gempa susulan (aftershock).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini