Cuci Otak Mereka yang Gunakan Pandemi Covid19 untuk Mendelegetimasi Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Mereka yang menggunakan penanganan Pandemi Covid19 untuk memprovokasi rakyat dengan mendelegetimasi upaya pemerintah, harus dicuci otaknya.

Orang-orang itu setidaknya berasal dari golongan yang tidak pernah mendapat kesempatan menjadi pejabat atau pernah menjadi pejabat lalu dicopot dan orang yang mencari panggung karena sudah lama tidak menjadi kesayangan media.

Hal tersebut diungkapkan mantan Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh dalam sebuah wawancara di akun YouTube Kanal Anak Bangsa yang dilihat Jumat 23 Juli 2021.

“Mereka itu harus dicuci otaknya. Sebab, tidak mudah mengurus 270 juta penduduk yang tersebar di Nusantara di saat wabah ini harus ditangani untuk menyelamatkan masyarakat,” ujar Kent Sondakh.

Pemerintah terutama Presiden Jokowi tidak hanya memikirkan Covid19, tetapi juga ekonomi rakyat, ekonomi negara, pendidikan dan sebagainya.

Menghadapi pandemi Covid19 ini, jenderal bintang empat itu mengajak kita semua bersatu jangan justru membuat kacau demi kepentingan pribadi.

Karena wabah ini sekarang, menurut Kent Sondakh, semakin ganas merenggut nyawa orang-orang di sekeliling kita yang kita cintai.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini