MATA INDONESIA, JAKARTA-Perpanjangan stimulus ketenagalistrikan yang diberikan pemerintah merupakan langkah tepat membantu masyarakat yang terdampak pandemi covid-19. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan.
“Ini adalah bentuk kehadiran dan perhatian negara terhadap masyarakat yang sedang mengalami kondisi yang kurang baik,” katanya di Jakarta, Kamis 22 Juli 2021.
Pemerintah mengalokasikan anggaran perpanjangan stimulus program ketenagalistrikan triwulan III dan IV 2021 sekitar Rp 4,97 triliun, yaitu triwulan III sekitar Rp 2,43 triliun untuk 26,82 juta pelanggan dan triwulan IV sekitar Rp 2,54 triliun untuk 27,12 juta pelanggan. Pada semester I tahun 2021, realisasi anggaran mencapai Rp 6,75 triliun untuk 32,90 juta pelanggan.
Total anggaran yang dibutuhkan untuk pemberian stimulus program ketenagalistrikan hingga triwulan IV tahun 2021 sekitar Rp11,72 triliun dengan rincian diskon tarif sekitar Rp9,46 triliun dan pembebasan rekening minimum, biaya beban serta abonemen sekitar Rp2,26 triliun.
Dirinya mengatakan ada empat keuntungan yang diberikan oleh stimulus listrik tersebut, yakni mengurangi beban masyarakat dan UMKM, menjadi penggerak perekonomian, menjaga daya beli masyarakat, dan keuangan PLN tidak terdampak.
Sedangkan kerugian dari pemberian stimulus listrik itu menambah beban keuangan negara. Menurutnya, UMKM dan industri kecil saat ini adalah salah satu yang sangat terpukul oleh pandemi karena secara otomatis bisnis dan usaha mereka terganggu.
Pemberian stimulus listrik memberikan harapan bagi UMKM dan industri untuk kembali beraktivitas dan berproduksi guna meningatkan perekonomian masyarakat.
“Apa yang dilakukan oleh pemerintah saat ini dengan memberikan perpanjangan stimulus listrik yang dijalankan oleh PLN adalah suatu kebijakan yang sudah tepat,” ujar Mamit.
Pemerintah memutuskan memperpanjang stimulus program ketenagalistrikan untuk meringankan beban masyarakat yang masih terdampak covid-19 sampai dengan triwulan IV atau Desember 2021.