MATA INDONESIA, JEDDAH – Arab Saudi melakukan inovasi baru dengan membuat pakaian ihram menggunakan nanofiber perak. Pakaian haji untuk pria ini bertujuan untuk mencegah reproduksi bakteri para jamaah Haji tahun 2021.
Selain itu, pakaian dari kain katun dan serat nano ini juga diharapkan dapat memberikan layanan yang berkualitas tinggi demi memfasilitasi kinerja ritual para jamaah haji.
Serat nano perak, dikembangkan oleh penemu Arab Saudi bernama Hamad Bin Ali Al Yami. Penemuan ini dianggap dapat mencegah reproduksi bakteri dan meningkatkan tindakan pencegahan untuk keselamatan jamaah.
Ide pakaian nano-Ihram sejatinya sudah ada sejak lebih dari tiga tahun yang lalu dengan tujuan membatasi penularan infeksi Covid-19 di antara jamaah, terutama dengan durasi pemakaian ihram yang bervariasi saat melakukan ritual dan tingkat perawatan pribadi.
Hamad Bin Ali Al Yami menjelaskan, penggunaan nonfiber perak dalam kain ihram didorong oleh fakta bahwa logam itu digunakan dalam pengobatan di masa lampau sebagai antiseptik untuk luka dan sebagai pembersih ketika ditempatkan di bejana air.
“Perak digunakan secara global untuk mensterilkan alat-alat bedah, pakaian dokter dan tim medis di rumah sakit, dan dari sini muncul ide untuk menggunakan teknologi ini dalam pembuatan pakaian Ihram,” tutur Hamad Bin Ali Al Yami, melansir Gulf News, Kamis, 15 Juli 2021.
“Yang paling mendorong saya adalah bahwa Penjaga Dua Masjid Suci Institut Penelitian Haji dan Umrah tahun 2008 melakukan sebuah eksperimen yang mengandalkan nanoteknologi dalam pembuatan bahan anti-bakteri, anti-jamur, dan anti-virus untuk memurnikan karpet di Dua Masjid Suci dan penutup Ka’bah, yang menunjukkan penurunan pertumbuhan mikroba,” sambungnya.