MATA INDONESIA, JAKARTA – Proses vaksinasi serentak dan masif di seluruh Indonesia akan membuat Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 4,7 persen pada 2021. Hal ini diungkapkan The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW).
Asia Lead Economist at Oxford Economics Sian Fenner mengatakan, perekonomian Indonesia sangat didukung oleh belanja domestik yang kuat, dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara. Optimisme pemulihan ekonomi ini juga didrong oleh kembalinya pembangunan infrastruktur setelah sempat tertunda akibat pandemi Covid-19.
”Sejak Indonesia mulai mengurangi pembatasan belanja, maka hasilnya akan terjadi peningkatan dalam pengeluaran rumah tangga, pendorong utama pertumbuhan di Indonesia. Indonesia juga fokus meningkatkan pembangunan infrastruktur, yang mana itu juga turut mendukung prediksi pertumbuhan PDB pada tingkat 4,7 persen,” ujar Sian, Jumat 18 Juni 2021.
Managing Director International ICAEW Mark Billington mengatakan, ketika gelombang kedua kasus Covid-19 melonjak di seluruh Asia Tenggara, laju pemulihan selama paruh kedua tahun 2021 akan tertunda tetapi masih berada dalam target di seluruh wilayah Asia Tenggara.
”Kembalinya perekonomian akan tergantung pada akankah diberlakukan kembali pembatasan kegiatan masyarakat, bagaimana kemajuan proses vaksinasi, dan tantangan ekonomi global lainnya yang mempengaruhi perdagangan internasional seperti krisis microchip global saat ini,” ungkap Mark.
ICAEW juga turut menyoroti proses vaksinasi yang memainkan peranan penting dalam proses pemulihan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Apalagi, saat ini setiap negara Asia Tenggara berada pada fase vaksinasi yang berbeda, di mana negara-negara seperti Indonesia dan Filipina sebagai negara kepulauan tentu menghadapi tantangan logistik yang lebih besar untuk mengirimkan vaksin ke seluruh masyarakat.
Menurut Mark, peningkatan infeksi dan pembatasan kegiatan masyarakat secara ketat yang diberlakukan di beberapa negara Asia Tenggara akan menghambat proses pemulihan yang diperkirakan akan dimulai pada paruh pertama tahun 2021.
Namun, pertumbuhan ekonomi perlahan akan meningkat mulai tengah tahun, tetapi munculnya jenis virus baru yang lebih ganas dan kecepatan vaksinasi yang lambat akan mengakibatkan pertumbuhan yang cenderung fluktuatif.
“Pemulihan ekonomi global juga akan bergantung pada berlanjutnya penyebaran virus dan masih adanya pembatasan antar negara dan perbatasan. Jika efektivitas vaksin terbukti terbatas, ekonomi global dapat berkontraksi dalam waktu dekat,” kata dia.